Mohon tunggu...
Sumiati Istrizain
Sumiati Istrizain Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Mengabadikan Kenangan Lewat Tulisan ♥ Follow me on twitter : @ZainalMrs ♥ http://shazymoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ziarah Ke Masjid Wadi Mahram, Thaif

13 September 2012   08:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:32 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1347525516868360932

[caption id="attachment_212201" align="aligncenter" width="300" caption="Masjid Wadi Mahram"][/caption]

Masjid Wadi Mahram di sebut juga Miqat Qarn Manazil, terletak sekitar 76 km dari Masjidil Haram, pada jalan antara Mekkah - Thaif melalui jalur Hada. Masjid ini adalah masjid miqat dari arah Thaif apabila kita akan berhaji ataupun umrah.

Ada kisah menarik dari Qarn Manazil, yaitu kisah pertemuah Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril, tahun ke-10 kenabiannya (619 M), pada saat Nabi pulang dari Thaif dalam keadaan sedih atas perlakuan penduduk Thaif. Bukhari meriwayatkan : ketika Nabi sampai di Qarn al-Manazil, Jibril datang kepada beliau dan mengatakan kepada beliau :"Sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan dan penolakan kaummu itu atasmu. Dan Allah telah mengutus kepadamu Malaikat Penjaga Gunung agar kamu dapat memerintahnya sesuai keinginanmu untuk membalas mereka". Tetapi Nabi Muhammad SAW tidak membalas perlakuan penduduk Thaif dengan perlakuan buruk pula, Nabi berdoa : "Aku malah mengharap agar Allah SWT menjadikan anak cucu mereka orang yang menyembah-Nya, meng-Esakan-Nya, dan ridak mensekutukan-Nya dengan sesuatu". Doa Rasullullah itu telah di dengar oleh ALLAH SWT dengan bukti bahwa sekarang penduduk Thaif telah menjadi orang yang beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya. Ditempat ini sekarang telah dibangun Masjid Wadi Mahram. Masjid ini terletak di atas bukit sehingga apabila kita kesana, kita bisa melihat daerah-daerah dibawahnya yang sangat indah. Gunung-gunung, bukit dan jurang bebatuan, serta jalanan yang meliuk-meliuk melingkari gunung untuk mencapai puncak Thaif. (Sumber buku : Sejarah Mekah, DR. M. Ilyas Abdul Ghani).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun