Shafwan, 2 tahun 10 bulan, si bocah cerdas yang menanyakan apapun yang dia temukan, dia lihat dan dia dengar. Benda baru, kosa kata baru, semuanya menjadi sumber pengetahuan baru. Kami, orangtuanya harus berusaha menjawab dengan benar, jujur dan bijaksana atas pertanyaan-pertanyaan polosnya. Memuaskan hasrat keingintahuannya. Dia biasanya menanyakan suatu hal baru di saat kami sedang bersantai, sedang tiduran ataupun menjelang tidur. Percakapan menjelang tidur malam ini : Shafwan : "Ailplen itu apa, Miii?" Ummi : "Ooo.. Airplane itu kalo dalam bahasa Indonesia disebut pesawat terbang. Salah satu jenis alat transportasi yang mengamgkut penumpang lewat jalur udara. Jadi dia terbang, kayak burung... Terbang di atas angkasa dan cepat... Kalo sudah sampai tujuannya nanti dia akan turun di tempat yang dinamakan bandara.. Bandara bahasa Inggrisnya airport". Shafwan : "Bandalanya dimana?" Ummi : "Bandara ada banyak, di setiap negara punya banyak bandara. Kayak di Jeddah ada bandara namanya King Abdul Aziz Airport. Kita kan pernah kesana, waktu Shafwan mau pulang, terus waktu Shafwan nganterin Om. Ada banyak pesawat parkir disana. Masih ingatkan?" Kami terus bercerita.. Dan berimajinasi bersama... Lain waktu dia bertanya : Shafwan : "Cinga itu maemnya apa, Mii?" Ummi : "Singa maemnya daging. Singa maem hewan juga. Kalau dia lapar, dia akan jalan-jalan ke dalam hutan dan mencari binatang yang mau dia makan. Misalnya ada kambing lewat, terus kambingnya ini di kejarrr oleh singa... Mereka kejar-kejaran dalam hutan.. Auuumm.. Auuummm... Kambingnya larriii ketakutan. Lalu, hap!! Kambingnya ke tangkep dan di makan langsung oleh singa. Singa maem kambing yang masih mentah, nggak di masak dulu.. " Shafwan : "Cinga mau maem ayam apa enggak?" Ummi : "Ya mau... Singa mau maem ayaam, bebeek,, kelinci... Di maem semua sama dia. Singa di sebut binatang kar-ni-vo-ra, karena dia memakan binatang juga.." Shafwan :"Kaciaan yaa ayamnya.." Kami tersenyum. Kemudian bermain mempraktekkan menjadi singa dan binatang buruannya. Kejar-kejaran dan membuat gaduh di kamar. Seru sekali. Suatu hari dia juga bertanya "Abii, becak itu apa cih?", "Bendela itu apa, Mii?". Kadang kala dia berkomentar atas sesuatu yang dia lihat. Komentar polos khas anak kecil. Kami harus siap dengan jawaban yang benar, mudah di cerna, sambil bercerita dan memuaskan dirinya. Ya! Jawaban kita harus benar. Karena jawaban kitalah yang akan diserap oleh memori otaknya. Sangat berbahaya kalau kita memberikan jawaban yang salah, ngawur apalagi berbohong kepada anak. Imajinasi dan daya nalar anak berkembang pesat dengan jawaban yang kita berikan. Kita juga perlu memberi respon yang baik dan bijaksana atas pertanyaannya. Serta menjadi pendengar yang baik atas pendapatnya. Bila kita tanggapi pertanyaan anak dengan sungguh-sungguh, maka anak jg akan belajar bersungguh-sungguh dalam setiap hal. [caption id="attachment_211628" align="aligncenter" width="300" caption="SZ"][/caption]
Rumah adalah sekolah utama bagi anak-anak. Orang tua adalah guru terbaiknya. Pastikan bahwa kita yang pertama di cari anak, bila dia ada pertanyaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H