Mohon tunggu...
Sumiarti Haryanto
Sumiarti Haryanto Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

suka humor, sentimentil, suka membaca apa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

UN: Mengelus Dada sampai Dengkul

20 April 2013   10:59 Diperbarui: 16 September 2015   23:51 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ratusan artikel, debat, sumbang saran, caci maki dan hujatan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional, tapi pemerintah bergeming!!! Kalau saya, cuma bisa mengelus dada sampai ke dengkul!!

Ikut gemas, tidak setuju, bahkan menjadi sangat emosional kalau mendengar para pembela UN yang menganggap UN sangat penting dan harus dilaksanakan... Saya pikir, mereka tidak pernah benar-benar paham tentang tentang pendidikan dan makna penting melahirkan generasi terdidik: yang benar-benar memiliki kapasitas hati, otak dan keterampilan yang sejati...

Faktanya, UN telah berdampak buruk di setiap lini kehidupan kita:

1. UN telah menciptakan STRESS MASSAL NASIONAL, baik bagi siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, atau bahkan pejabat yang sangat ketakutan jika sekolah-sekolah yang berada dalam wilayah kekuasaannya mendapat nilai "jeblok" dalam UN. Siswa sudah menjadi manusia setengah robot jika sudah memasuki kelas VI SD, VIII SMP dan XII SMA. Perasaan mereka galau, tegang, takut, khawatir karena akan menghadapi UN.

2. UN telah menjadi bukti kegagalan pendidikan di sekolah. Apa pasal?? Persiapan UN lebih banyak dilakukan oleh lembaga BIMBINGAN BELAJAR. Apa artinya? Alasan keterbatasan waktu di sekolah atau keterbatasan kemampuan guru dan sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran?

3. UN menjadikan siswa MATI RASA karena mereka lebih banyak "berlatih" soal-soal dan mata pelajaran tertentu saja yang di UN-kan, yang semakin menjauhkan mereka dari "OLAH RASA" . Akibatnya, kepekaan rasa (baca: kecerdasan emosional dan spiritual)  mereka menjadi rendah, bahkan mati rasa. Jika UN menyebabkan mereka banyak berdoa, puasa atau melakukan istighozah, semua itu dilakukan di bawah tekanan ketakutan dan kekhawatiran, bukan berdasarkan kesadaran penuh sebagai hamba Tuhan.

4. UN melahirkan KORUPTOR dan PENJAHAT BARU. Banyak guru-guru yang "terpaksa" harus membantu siswanya agar lulus UN. Banyak diantaranya membantu dengan cara yang TIDAK HALAL. Akibatnya, pendidikan bertahun-tahun yang telah ditempuh, dihancurkan ketika UN tiba. Sikap curang dan tidak jujur "diajarkan" secara sistematis, mulai dari sekolah sampai birokrasi.

5. UN menjadikan kita mengalami PEMBODOHAN NASIONAL karena UN telah mengajarkan kepada generasi mudah kita untuk melihat hasil pendidikan semata-mata dari "angka dan nilai" yang dicapai dari UN, meskipun nilai yang dicapai tidak selalu mencerminkan kemampuan dan kompetensi mereka.

6. UN telah memberikan berkah UANG dan KEKAYAAN bagi sebagian orang: dari Menteri sampai pejabat terendah yang mengurusi pendidikan, pemilik percetakan sampai karyawannya, bahkan bagi para guru yang mengawasi dan mengoreksi UN (meski guru mendapat porsi yang sangat kecil).  Ada ratusan milyar uang rakyat yang digunakan untuk menggelar perhelatan yang merugikan rakyat!!

Kesimpulannya?? Teruskan UN-nya PAK NUH, teruskan PAK BEYE!!! WE LOVE UN so00 muchhh....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun