Mohon tunggu...
Sumiarti Haryanto
Sumiarti Haryanto Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

suka humor, sentimentil, suka membaca apa saja

Selanjutnya

Tutup

Money

Penipuan di Supermarket

19 Juni 2012   23:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ritual belanja merupakan aktivitas harian atau bulanan kita untuk membeli berbagai kebutuhan hidup.  Berbelanja ke minimarket, supermarket atau hipermarket pun saya lakoni.

Ada beberapa hal yang mengganjal yang pernah saya alami:

- Saya merasa tertipu dengan harga beberapa item barang yang tidak sesuai dengan label harga yang tertera. Beberapa supermarket hanya memasang label harga di rak barang.   Biasanya ketidaksesuaan harga label dan harga barang terdapat dalam barang-barang yang dijual dengan label  harga yang berada di rak barang. Ketika kita membayar, harga yang ada di struk lebih mahal dari harga yang tertera dalam label. Saya sering merasa tertipu. Maklumlah, kadang saya berganti-ganti supermarket ketika berbelanja dengan harapan mendapatkan harga termurah.

Saya pernah melakukan komplain kepada kasir, tetapi dengan tersenyum manis, kasir selalu menjawab: "Barangnya sudah naik harga, Ibu... ". Saya protes mengapa labelnya belum diganti, tetapi jawabannya selalu bla-bla-bla... Intinya tidak menyelesaikan masalah.

- Dalam struk belanja, ada supermarket yang mencantumkan : pembulatan atau donasi amal. Jika jumlah belanja kita 105.029 rupiah, maka akan dibulatkan menjadi Rp. 105.100. Selama ini, konsumen tidak diberi penjelasan secara transparan penggunaan uang 'donasi amal" yang kita berikan? Jika ada 100 orang yang berbelanja dalam satu hari, dikalikan Rp. 50, dan dikalikan dalam satu bulan, jumlahnya pun tidak sedikit... Kemana uang donasi amal? Entahlah....

Bagaimana dengan supermarket di tempat Anda??

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun