Mohon tunggu...
Sumiarti Haryanto
Sumiarti Haryanto Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

suka humor, sentimentil, suka membaca apa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Video Seks dan Seks Tidak Divideokan

29 April 2012   11:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:58 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yayayaa... video seks lagi. Kalau iseng menghitung, mungkin ada jutaan video seks di dunia maya atau yang menyebar dari satu gadget ke gadget lain...

Tapi, tak bosan-bosannya masyarakat membicarakan, menggunjingkan, mengutuk, dan.... memburu video seks. Semakin gencar diberitakan, semakin banyak manusia yang penasaran... Diam-diam, kita mengutuk tetapi menikmati....

Sebetulnya, tidak hanya video, gambar, tulisan, lelucon, dan seterusnya yang "berbau seks", biasanya akan menarik perhatian orang orang untuk membuka, melihat, membaca, menikmati, mengomentari, membicarakan, menghujat dan..... pelan-pelan banyak yang mulai terkena candunya untuk terus menerus mencari yang lebih "panas" lagi....

Mungkin hampir semua agama menganjurkan penganutnya untuk melakukan hubungan seks secara legal, yaitu melakukan hubungan seks yang  setelah mengikat janji suci di hadapan Tuhan. Hubungan suami istri adalah sunatullah, suatu perbuatan yang natural dan sesuai dengan  sifat kemanusiaan kita... Allah telah menciptakan manusia dengan jenis kelamin yang berbeda dan manusia memiliki tugas mulia untuk meneruskan generasi manusia dengan cara bereproduksi.....Jadi, melakukan hubungan seks adalah perbuatan mulia.

Kebahagiaan sebuah keluarga juga antara lain ditentukan oleh baik tidaknya hubungan seks suami istri... Hubungan seks yang tidak nyaman, tidak membahagiakan keduanya, akan mempengaruhi kebahagiaan dalam rumah tangga.... (Meski kadang kondisinya menjadi sebaliknya, ketidakbahagiaan relasi suami istri akan mempengaruhi kenyamanan dalam hubungan seks... Bahkan, tidak sedikit suami/istri yang tidak dapat menikmati hubungan seks karena relasi dan komunikasi yang tidak baik).

Jadi, ada banyak adegan seks yang terjadi di dunia ini... Ada adegan yang memang sengaja direkam untuk kepentingan tertentu, kemudian dipublikasikan ke masyarakat....Motifnya bisa bermacam-macam: sekedar iseng, sekedar pengin punya dokumentasi, kepentingan publikasi untuk mendongkrak popularitas, motif ekonomi, politik atau yang lainnya... Apapun motifnya, jika rekaman video sudah masuk ke ranah publik, diekspos melalui dunia maya, tivi, media cetak, dsb... maka kehebohan pasti akan muncul.. Apalagi, jika aktor atau aktrisnya tidak terikat hubungan legal dan mereka adalah orang "penting",  public figure, artis, pejabat, dan sebagainya...Tak henti-hentinya, hujatan dan cacian ditujukan kepada mereka yang "sial" sehingga videonya bocor sampai ke media massa. Lalu, bagaimana dengan mereka yang dengan lihai melakukan hubungan seks ilegal dan menyimpannya rapat-rapat dan sengaja tidak membuat dokumentasi?

Jika dihitung, lebih banyak yang mana, mereka yang membuat video hubungan seks ilegalnya, dengan yang tidak membuat video? Banyak yang merasa aman-aman saja dan sambil menikmati petualangan dari satu patner ke patner lain... Mungkin mereka berguman: "Salahnya sendiri bego, kaya orang maruk aja... Lagi gituan kok direkam. Ya selamat menikmati hasil kebodohanmu... "

Sejatinya, pastilah lebih banyak adegan seks yang tidak di-videokan... atau hanya di-videokan oleh alam... oleh tembok kamar kita, oleh atap rumah kita, lemari, meja, kursi, bahkan  oleh cicak atau nyamuk yang melintas di dinding kamar kita... (bayangkan kalau tembok, atap, cicak, dll bisa memvisualisasikan apa yang terjadi di kamar sepasang suami istri.... ).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun