Mohon tunggu...
Sumbadi Sastra Alam
Sumbadi Sastra Alam Mohon Tunggu... -

santri manula di pondok pesaantren Al-Ishlah Bobos Dukupuntang. Pengurus Lembaga Bahasa lan sastra Cirebon (LBSC) dan Lembaga Kebudayaan Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Puasa di Kota Wali Bukan Puasa Untuk Kuali

27 Juli 2012   01:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:34 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Puasa di Kota Wali Bukan Puasa Untuk Kuali

Oleh Sumbadi Sastra Alam

Santri Manula Pondok Pesantren Al-Ishlah Bobos –Cirebon

Puasa kita, anak cucu kita , cicit kita, kakek kita , buyut kita atau mungkin leluhur kita sebagai wong Cerbon telah mencapai ratusan tahun. Sebagaimana sejarah mencatat, Islam ditegakkan di bumi Cerbon sejak Abad 15, yakni sejak Syech Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) menyatakan kemerdekaan negera Cirebon sebagai Negara berdaulat berasaskan syariat Islam. Karena itu selayaknya Cerbon dan rakyatnya harusnya berlimpah kesejahteraan.. Karena umat Islam Cerbon menjalani puasa ramadhan sebanyak 500 kali dan dengan puasa ramadhan sebanyak itu seharusnya Cerbon sudah dipenuhi orang-orang yang taqwa. Dan bila suatu negeri atau suatu daerah penduduknya penuh dengan orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana dijanjikan Allah SWT dalam Firman Nya QS. Al-A’raf : ayat 96:”,pastilah Allah akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.

Fakta di lapangan, umat Islam di Cirebon jumlahnya bah buih di lautan. Bila datang bulan ramadahan rame-rame berpuasa dan itikaf berharap mendapat laialtul qodar,tapi yang didapat lailatul keder. Ya umat Islam di Cirebon masih banyak yang keder ketika berhadapan dengan persoalan keimanan. Umat Islam Cirebon tiap hari solat, puasa, zakat, sodakoh, pergi haji, namun masih banyak yang suka minta tolong kepada para dukun/atau paranormal. Umat Islam Cerbon boleh jadi rajin ibadah dan banyak beramal, tapi ketika kepincut pengen jadi pejabat atau ingin naik pangkat, eh malah banyak yang datang ke makam keramat Sunan Gunungjati atau ke makam-makam keramat lainnya.

Astaghfirullah, kita telah menganggap Allah SWT tidak mampu segala-galanya. Kita telah menyekutukan Allah SWT dengan kuburan-kuburan keramat, menyekutukan Allah dengan dukun-dukun atau paranormal, menyekutukan Allah dengan jabatan, menyekutukanAllah dengan Gunung Kuda. Sungguh Keimanan kita telah terkoyak olehiming-iming isi kuali. Padahal Allah SWT telah memperingatkan kepada kita semua lewat firman Nya ;” Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-Zumar ayat65 ).

Mumpung puasa ramadhan masih tersisa waktu yang banyak. Apalah salahnya kita manfaatkan untuk memperbaiki keimanan kita. Jikalau ramadhan tahun ini kita tidak mendapatkan keistimewaan lailatul kodar, janganlah sekali-kali kita campakkan keimanan kita dalam keputus-asaan. Allah SWT masih tetap ada dengan segala kebesaran kekuasaan NYa yang tiada tara.

Maka marilah kita lanjutkan kesukaan kita menegakkan solat malam seperti yang telah kita biasakan selama bulan suci ramadhan ini. Sebab solat malam atau solat tahajud di hari-hari biasa, merupakan ibadah tambahan yang amat disukai Allah dan Allah akan mengangkat kita pada tempat yang terpuji. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra ayat 79;”Dan pada sebagian malam laksanakanlah sholat tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu, agar Tuhanmu mengangkatmu pada tempat yang terpuji.” Bahkan dalam sebuah hadist Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda;” Ketika malam sisa sepertiga, Allah turun ke langit dunia, lalu Allah berkata,” Adakah orang yang meminta ? Maka Aku akan kabulkan permintaannya. Adakah orang yang memohon ampunan ? Maka Aku ampuni segala kesalahannya. Adakah orang berdoa ? maka Aku kabulkan doanya.”

Karena itu mari jangan berhenti menanamkan keyakinan dengan tulus dan ikhlas bahwa hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan. Iyakana’ budu waiya kanas ta’in. ****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun