[caption id="attachment_351158" align="aligncenter" width="300" caption="Si Mas dari Yayasan Usaha Mulia yang siap mengajarkan tahapan dan cara menanam sendiri sayur di rumah"][/caption]
Beberapa waktu lalu, di acara Nangkring bareng BKKBN membahas kependudukan terungkap dalam diskusi bahwa Indonesia yang jumlah penduduknya masuk 5 besar dunia, masalah ketahanan pangan menjadi tantangan tersendiri untuk mendapatkan perhatian serius. Pertumbuhan penduduk dibarengi dengan semakin minimnya lahan pertanian benar-benar menjadi masalah yang butuh perhatian tersendiri.
Tapi setelah hadir di acara Begin A New Park Day with Commenity minggu lalu, kita (termasuk saya) harus optimis. Bahwa lahan bukanlah masalah untuk masyarakat memenuhi kebutuhan pangan minimal untuk pribadi. Yayasan Usaha Mulia dari Ciamis yang digawangi Kang Oleh memperkenalkan dan mengajarkan sistem farming yaitu menanam sendiri sayuran di rumah. Tanpa membutuhkan tanah luas untuk berkebun.
[caption id="attachment_351160" align="aligncenter" width="300" caption="Pertama siapkan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kompos organik, beri garis untuk menebar benih. Setelah benih ditebar digaris tanah, ratakan kembali tanah. Bisa juga menggunakan botol bekas air mineral yang besar, jangan lupa lubangi bagian bawah"]
Keuntungan utama adalah ssayuran yang didapat lebih sehat karena menerapkan penanaman dengan sistem organik yaitu tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali. Mulai pemilihan bibit bisa kita lakukan sendiri dengan seksama seperti memilih bibit yang non hibrid, benih lokal yang yang pengolahannnya tanpa dicampur bahan kimia.
[caption id="attachment_351161" align="aligncenter" width="300" caption="Setelah sepuluh hari hingga dua minggu akan tumbuh bibit sayur seperti ini. Waktunya memindah ke polybag atau gelas bekas air mineral untuk menguatkan akarnya "]
Biji bibit ini disemai di tanah yang sudah dicampur pupuk kompos organik yang bisa dibuat sendiri dari sampah organik rumah tangga, kalau dekat dengan peternakan bisa menggunakan kotoran ternak. Penyemaian bibit bisa dilakukan di tanah yang dimasukan ke kotak kayu yang dibuat sendiri atau di botol bekas air mineral yang dipotong.
[caption id="attachment_351162" align="aligncenter" width="300" caption="Setelah dalam polybag sekitar seminggu, akarnya akan semakin kuat, jadi sudah waktunya utuk dipindah ke pot yang lebih besar untuk dirawat terus hingga panen dan bisa dikonsumsi "]
Setelah tumbuh jadi bibit tanaman, dipindah ke polybag terlebih dahulu dan dibesarkan selama sekitar seminggu. Kalau tidak ada polybag, kita bisa menggunakan gelas bekas air mineral yag terlebih dahulu dilubangi bawahnya untu jalan air. Setelah akarnya kuat baru dipindah ke pot yang lebih besar. Dan disiram setiap hari sampai besar. Lagi-lagi kalau mau hemat dan membantu daur ulang bisa menggunakan botol bekas air mineral yang bisa digantung di dinding rumah, pagar dan berbagai sudut rumah.Tinggal menunggu besar dan cukup untuk dipanen.
[caption id="attachment_351163" align="aligncenter" width="300" caption="Selain pot, kita bisa memanfaatkan botol bekas air mineral yang bisa digantung seperti ini di setiap sudut rumah. Setelah 3-4 minggu sayir bisa dipanen. Total lama proses dari penyemaian bibit hingga panen sekitar dua bulan. "]
Sekali lagi, untuk memulai hidup sehat dan mendukung program ketahanan pangan ternyata hanya dibutuhkan kemauan dan niat. Meski tidak punya kebuh dan lahan besar, tetap bisa dilakukan. Jadi mari kita mulai dari sekarang. Mulai dari diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H