Mohon tunggu...
Sumarti Saelan
Sumarti Saelan Mohon Tunggu... Freelancer - FREELANCE

FREELANCE

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Film Countdown Vs BMW Maut

4 Januari 2013   18:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:30 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti pendapat banyak orang, termasuk salah satu postingan yang HL, bahwa tidak ada seorang ayah yang tega mengorbankan anaknya sendiri. Kalau menurutku ini bukan menndorong anak untuk berkorban, tapi bertanggung jawab. Bila sang Menteri tidak iklas membiarkan anaknya diperiksa oleh Kepolisian karena kasus ini dengan alasan masa depan anaknya akan hancur dan benar-benar menggunakan intervensinya dan kekayaannya, bagaimana perasaan orang tua tersangka tabrakan maut lain? Apakah tidak akan muncul rasa sedih dalam hati mereka karena merasa diperlakukan tidak adil? Dan akan menimbulkan perasaan penyesalan “kenapa aku hanya rakyat biasa? Bukan seorang Pejabat seperti Hatta Rajasa?”

Sekali lagi sebenarnya sebagai masyarakat aku cukup pesimis dengan kasus ini akan berakhir transparan meski berharap hal itu terjadi. Hingga suatu saat ada sidang terbuka saja sudah hal yang luar biasa menurutku. Karena pasal apapun yang dikenakan nanti dan berapa lama hukuman yang dijatuhkan, toh ujung-ujungnya diskon besar-besaran masa hukuman akan terjadi melalui grasi sang besan. Dan setelahnya akan “bermain” ditahanan luar, maka bebas lepaslah sang putra. Tapi ya lumayanlah dari pada tidak sama sekali bukan?

Tapi dengan catatan bila sang Menteri merelakan anaknya dengan lapang dada untuk diproses. Bila intervensi berkuasa, maka semua hanyalah mimpi. Tapi bila akhirnya Hatta Rajasa benar-benar memilih untuk tidak membiarkan anaknya masuk ke penjara barang sejenak, ya itu hak asasinya sebagai manusia yang berperan sebagai ayah yang sayang pada anaknya. tapi yakinlah, hal yang dialami Bee di film Countdown akan terjadi. Rasa bersalah yang akan selalu menghantui, terutama putranya yang menurut berita yang beredar sempat menolong korban pasti tak bisa menghilangkan rasa bersalah tersebut. Terutama saat ingat wajah korban yang berusia 14 bulan.

Jadi kita lihat saja apa yang akan terjdi kedepan, mari menjadi penonton yang baik dan siap dengan segala kemungkinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun