Mohon tunggu...
Sumarti Saelan
Sumarti Saelan Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ketua KEB Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ngobrol Lirik & Industri Musik Bareng Rega dan Alfa Record

20 Februari 2015   21:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:48 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_352062" align="aligncenter" width="300" caption="Nadya Fatira Jadi Moderator acara & Rega, Solois dari Alfa Record"][/caption]

“Music Makes One” tagline penghargaan di ajang Mnet Music Award 2012 ini benar-benar melekat dalam ingatan saya sebagai penikmat musik. Musik memang sebuah bahasa universal yang mampu mengekspresikan banyak hal. Mampu menyatukan banyak perbedaan. Bahasa yang mudah dipahami oleh banyak orang meski berbeda lokasi, berbeda dimensi, berbeda waktu.

Mampu mengungkapkan kegundahan, kegalauan, kegembiraan dan kesedihan bahkan protes setiap orang dengan apik, contohnya yaitu lagu-lagu Iwan Fals. Itulah musik. Karenanya, bagi saya mengulik musik dari berbagai sisi itu sangat menarik. Seperti mengulik berbagai dimensi kehidupan.

Saat Kompasiana membuka kesempatan untuk 25 Kompaisaner untuk hadir mengulik tentang lirik lagu bersama solois Rega dan Mas @Ailauda dari AlfaRecord label tempat Rega bernaung, tentu kesempatan ini tidak boleh dilewatkan. Bertempat di Meeting Room Kompasiana lantai 6, acara yang dipandu Nadya Fatira ini berlangsung santai dan seru.

[caption id="attachment_352063" align="aligncenter" width="300" caption="Mas @Ailauda berbagi tentang seluk beluk Dunia Musik & Label lebih luas"]

1424418045815180357
1424418045815180357
[/caption]

Rega yang bernama asli Ghiea Poetra ini berbagi pengalaman bagaimana proses dalam menciptakan sebuah lagu. Dimulai dengan lebih sering membuat  lagu dengan lebih dulu menciptakan nada, baru mebuat liriknya. Kejadian sehari-hari adalah hal yang bisa menginspirasinya meciptakan lagu. Mulai dari susah, senang, jatuh cinta, putus cinta adalah kondisi di mana Rega bisa memanfaatkan perasaan yang sedang dialami menjadi sebuah lagu. Dan Rga mengakui, kondisi galau, sedang jatuh cinta atau putus cinta adalah kondisi terlancarnya untuk produktif menciptakan lagu. Dan Rega adalah type romantis yang lebih suka nembak cewek dengan lagu lo :D

Bahkan sering dalam kondisi “kepepet” Rega, musisi jebolan MeetTheLabels ini bisa menyelesaikan sebuah lagu. Mendengarkan lagu-lagu dari band idola juga salah satu caranya mencari inspirasi.

Penting diketahui, Rega, yang sebelumnya sebenarnya adalah nama Band bentukannya, adalah seorang pencipta lagu yang mengutamakan Reff sebuah lagu, baru kemudian keseluruhan. Judul lagu pertama yang diciptakannya adalah “Tanpa Dirimu”

Selain Rega, di acara kali ini mas @Ailauda, selaku pihak label berbagi pengalaman bagaimana awalnya melirik Rega dan merekrutnya jadi salah satu solois  Alfa Record. Mengamini kisah Rega, bahwa pertama kali melihat performnya melalui media online berbagi video, Youtube. Selanjutnya Mas @Ailauda kembali menyaksikan Rega dan bandnya perform di Bali dan terkesan dengan karakter suara, kemampuan  menciptakan lagu dan penampilan yang mendukung untuk menjadi seorang idola. Tapi untuk ini, mas @Ailauda hanya merekrut Rega sebagai solois, tidak dengan Band-nya.

[caption id="attachment_352064" align="aligncenter" width="300" caption="Rega & Friend, Perform dua lagu di acara #KompasianaNgulik, Takkan Lagi & Malu Dibuatnya! Yang keren,"]

1424418320174147351
1424418320174147351
[/caption]

Pada akhirnya, ditengah era digital seperi sekarang menjadi seorang penyanyi itu benar-benar butuh perjuangan yang lebih berat lagi untuk bisa memperkenalkan diri dan karya ke khalayak karena perubahan media sagat berpengaruh. Sekarang lebih banyak penikmat musik berlaih ke media online untuk menikmati musik idolanya. Namun Rega dan mas Ai tetap optimis dan menagmbil sisi positifnya yaitu bisa berpromosi lebih luas dan tanpa batas. Disis lain, pihak penyedia layanan video juga menerapkan sistem “bagi hasil” untuk video yang ditonton banyak orang. Sedangkan untuk penjualan fisik, Label juga cukup nyaman dengan kerjasama yang sudah berjalan dengan gerai makanan cepat saji.

Dalam diskusi seru ini, sangat memberi pengetahuan tambahan untuk saya tentang proses rekaman lagu, yang sulit justru bagian memasukan suara penyanyi. Karena itu tidak “diharamkan” mengedit suara yang miss menggunakan teknologi digital terkini, karena megulang rekaman dari awal cukup mahal biayanya.

Saat ada yang menanyakan tentang kemiripan antara satu lagu dengan lagu lainnya, menurut mas Ai terkadang itu tidak bisa dihidari karena nada hanya ada 7, terkadang seseorang menciptakan lagu tergantung memori. Saat sedang memikirkan kenangan lagu tertentu, bisa saja tiba-tiba mendapat insprasi. Jadi tidak bisa serta merta dianggap, lagu yang mirip adalah plagiat. Masih tetap harus dilihat perbedaan pada ketukan nada dan aransemennya.

Mengenai “penulis hantu”  dalam menciptakan sebuah lagu  menurut mas Ai mungkin saja sampai sekarang mash ada. Tapi Alfa Record tidak pernah melakukan hal ini. Kalau secara pribadi antara penulis lagi, ya tentu bukan tanggung jawab Alfa Record dan hanya Tuhan yang tahu :D

Untuk kedepannya, Rega yakin untuk menggantungkan hidup pada dunia musik dan optimis dengan kemampuan yang dimilikinya. Karena selain bisa menyanyi, Rega merasa kelebihannya bisa memainkan banyak alat musik, sehingga bisa menciptakan sendiri lagu dan aransemen musik yang apik adalah modal utamanya untuk bisa bersaing diblantika musik Indonesia.  Untuk meunjang langkahnya, Rega juga sudah menyiapkan proyek duet bersama solois perempuan yang masih rahasia. Terus belajar dan berproses adalah juga kunci utama untuk bisa terus eksis.

Mengamini penjelasan Rega, bagi mas Ai, gempuran musik Kpop, kendala pergeseran media dan selera, semua harus dhadapi dengan “Bismillah...” selebihnya serahkan keputusan pada masyarakat. Apa nanti akan menganggap lagu yang mereka rilis bisa menjadi legenda dan disukai masyarakat. Karena sebenarnya musik Indonesia adalah salah satu Industri terbaik dan terbesar di Asia Tenggara, hanya masih kurang perhatian saja dari banyak pihak untuk peran serta dalam membantu “Menduniakannya”. Termasuk dari pemerintah. Padahal tetangga sebelah “Malaysia” sudah menerapkan pelarangan jam tertentu untuk penayangan musik import, untuk menjaga eksistensi musik dalam negeri. Dan untuk ini pemerintah harus benar-benar memberikan perhatian khusu karena Industri Musik dalah salah satu Industri kreatif yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan ekonomi sebuah negara, contoh nyata adalah Kpop.

Pada kesempatan ini, Rega mendapat tantangan menjadikan beberapa kalimat yang diberikan Kompasianer untuk dijadikan lagu, solois yang memberi 3 kata “Dari hati banget” untuk gambaran lagu yang diciptakannya dalam waktu singkat berhasil menciptakan nada pada kalimat “Kau masih saja terus bermain dengan ilalang, padahal taman itu ada di hatimu” yang dicitakan oleh seorang Kompasianer. Dan dari sisni, Rega tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi dengan Kompasianer yang sering menukis puisi di kanal Fiksi Kompasiana untuk mengubahnya menjadi sebuah lagu. Yukk...ni para kompasianer, buruan bikin yang bagus, siapa tahu Rega kapan-kapan searching tulisan fiksi kalian nih :D

Dan harapan saya setelah hadir dalam acara ini, saya mengamini harapan mas Ai yang saya yakin juga harapan semua pelaku dan penikmat musik Indonesia. Agar musik Indonesia bisa terus maju dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan ini benar-benar butuh dukungan dari semua pihak terutama pemerintah.

Tapi di sisi lain yang paling utama harapan saya pada mas Ai sesama penyuka Kpop (tanpa menhilangkan rasa nasionalisme pada Karya Anak Indonesia) pesan saya tetaplah memilih jalan “lurus” dalam mengantar dan mengawal eksistensi artis-artis yang bernaung di bawah labelnya. Jangan terseret arus “instant” yang dianut banyak selebritis lokas saat ini yaitu mengedepankan sensasi untuk eksistensi. Memang memilih jalan “lurus” akan selalu butuh perjuangan panjang, tapi itu akan lebih abadi dan melekat erat, karena masyarakat dan penggemar akan selalu mengingat karya yang dihasilkan, bukan “skandal yang dilahirkan”.  Apalagi sosok-sosok seperti Rega adalah sosok dengan potensi dan talenta yang mumpuni, jangan sampai talentanya tergerus oleh “eksisnya privacy”,  Jualah karya. Saya rasa sebagai penyuka Kpop pasti tahu, daya tarik dan kekuatan Kpop salah satunya adalah “Kerendahan hati mereka menutup rapat privacy dari muka publik, dan selalu muncul dengan karya”. Karena apalah arti dukungan pemerintah dan semua pihak kalau “pelakunya” lebih suka menjual “Berita sensasi” dari pada prestasi.

Maju terus musik Indonesia. Selamat berkarya untuk Rega dan seluruh musisi Indonesia. Untuk mas Ai dan Alfa Record, selamat mengawal para musisinya menjadi musisi berkualitas yang akan terus abadi sepanjang  jaman.

Sampai ketemu di acara #KompasianaNgulik dan @MeetTheLabels berikutnya.

Perform Rega, solois yang mendiskripsikan lagunya dengan tiga kata "Dari hati banget" dengan lagu Takkan Lagi, maaf ya Rega, videonya ga bagus, karena yang ngerekam ini aka saya pribadi ga pinter ngedit :)))

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun