إلا الذين آمنواو عملوا الصالحات : kecuali orang-orang beriman kepada Allah dan kebenaran yang telah diturunkan-Nya., kemudian mereka tidak akan beramal kecuali amalan yang sesuai dengan aqidahnya, atau kompak antara keyakinan hati dengan amal perbuatannya. Itulah orang-orang yang beruntung dan tidak bangkrut, karena mereka tidak terjebak di kubangan keduniaan. Mereka redam hawa nafsu-syahwatnya yang murah, lalu ditukar dengan amalan-amalan yang bernilai abadi ( amalan shalihah ). Abu Bakar dan Umar bin Khottob adalah yang dijadikan standar oleh Rasulullah dalam ayat ini. Kemudian dilanjutkan :
و تواصوا بالصبر وتواصوا بالحق : dan orang-orang yang saling berwasiat tentang Al HAQ DAN KESABARAN. Al-haq di sini adalah Al Qur’an , As-Sunnah, At-Tauhid, dan Al Iman. Sedang Sabar di sini adalah sabar di dalam menjalankan keta’atan kepada Allah dan sabar di dalam menghadapi ujian dari-Nya. Gamblangnya, orang yang untung adalah orang yang saling berwasiat tentang kandungan Al Qur’an , As-Sunnah, At-Tauhid, dan Al Iman, bukan yang lain.
Imam Syafi'I berkata ; jika manusia mau berfikir tentang surat ini, cukuplah bagi mereka. Yaitu dengan memahami empat tingkatan, dan hal ini adalah merupakan puncak kesempurnaan jiwa. Pertama ; mengenal dan mempelajari kebenaran, kedua ; mengamalkannya, kedua ; mengajarkan / mengajak orang lain meskipun orang yang diajak bersikap tidak baik. keempat ; bersabar di tengah belajar, beramal dan mengajarkan kebenaran. Tandasnya lagi, inilah puncak klimak kesempurnaan jiwa. Maka tidaklah bisa dikatakan cukup seseorang itu mengenal kebenaran saja, tanpa saling nasehat menasehati satu dengan yang lain.
Said Hawa mengingatkan, meskipun orang yang untung adalah orang yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As-Sunnah secara teori maupun praktek, namun kaum muslimin hari ini mayoritas menganggap enteng tingkatan ketiga dan keempat, mereka lebih mengutamakan yang pertama dan kedua, Tentu hal ini sangat kurang sempurna. Maka bisa kita lihat bagaimana keadaan mereka sekarang, red.
Peringatan diri dan Keluarga :
Diri kita dan keluarga tidak perlu terbelalak dan kecil hati melihat sikap manusia sekarang, Jika kita ingin untung bisnis abadi akhirat kita, fahamilah surat Al-Ashr, benahi iman, buktikan dengan amalan, kemudian saling berwasiat tentang kandungan Al Qur’an , As-Sunnah, At-Tauhid, dan Al Iman. Sebaliknya, bila kita ingin bangkrut bisnis abadi akhirat kita, silakan ikuti pola tingkahnya Abu Jahal, konco-konconya atau yang mirip denganya, yang selalu menghalang-halangi dakwah Islam, pasti kita akan kejungkal ke neraka. Tinggal pilih yang mana, silakan ! WALLAHU A’LAM BISH SHOWAAB
Sumber & Acuan :
1. Tafsir Ad-Durrul Mansyur Fit Tafsir Al Ma'tsur, Imam Suyuthi.
2. Tafsir Jami'ul Bayan Fi Tafsiril Qur'an, Ath Thobari.
3. Tafsir Al Jami' Liahkamil Qur'an, Al Qurthubi.
4. Tafsir Al Qur'anul Adhim, Abul Fida' Ismail Ibnu Katsir.