Mohon tunggu...
Sumarjiyati sumarjiyati
Sumarjiyati sumarjiyati Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru PAI SD. Aktif di komunitas Aisei dan Lagerunal.

Menulis baginya sesuatu yang buatnya bahagia, bahagia bisa berbagi, menulis bisa memanjangkan umur dan mengukir sejarah. Tulis yang kamu lakukan lakukan yang kamu tulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akhirnya Restu Itu Kudapatkan

15 Oktober 2022   16:18 Diperbarui: 15 Oktober 2022   16:28 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ponsel Tika bergetar, disana ia jumpai Adit mengirimkan video Adit sedang  bernyanyi lagu Selamat Ulang Tahun. Terharu Tika mendengarnya.Tika tak menduga bahwa Adit ingat tanggal lahirnya, setelah sekian tahun terpisah.

[Terimakasih Adit, terimakasih untuk semuanya. Kamu bisa bernyanyi  ternyata, suara kamu merdu sekali apa lagi kamu menyanyikan lagu itu". Puji Tika.]

[Maaf, Tik. Aku ga bisa berikan hal terindah dihari ulang tahunmu ini, teriring do'a terbaik untukmu ya, terimalah laguku, berusaha tuk berikan suara hatiku untuk orang yang begitu aku sayangi.]

[Jangan begitu, Dit. Itu hal terindah yang aku terima darimu, ketulusan dan kesetianmu lebih dari cukup bagiku, aku tak meminta lebih.]

Serasa begitu dekat walau hanya lewat maya, sesuatu yang dari hati bisa sampai ke hati pula. Semoga cinta keduanya tetap abadi indah bersemi sampai akhir nanti. Menyatu dalam naungan kasih-Nya.

***

Hari-hari Tika lalui dengan penuh semangat. Kehadiran Adit yang mampu temani hari-harinya membuat Tika makin merasa diri begitu berarti. Ia tunggu kapan waktu itu tiba. Orang tua Tika belum mengetahui tentang hubungan Adit dengan Tika. Tika pun berusaha untuk bisa menutupinya. 

Tika tak ingin buat orang tuanya kecewa dan akan tunjukkan bahwa Tika mampu membuat orang tuanya bangga tentang tugasnya sebagai guru di kampungnya. Dan Tika tak mau menyia-nyiakan kepercayaan orang tuanya.

Saat langit biru mulai berubah  kemerahan semburat warna oranye menghiasi begitu indah-Nya. Keluarga Tika berada di beranda samping rumahnya menikmati kopi dan hidangan pisang goreng yang di buat ibunya. 

Ayah Tika mulai berbincangan dengan menanyakan  kegiatanku dan kemajuan sekolah tempat aku mengajar selama aku mengabdikan diri di sana.

"Ayah bangga, Nak. Kamu nurut sama ayah walau gaji kamu sedikit. Namun percayalah ilmu yang kau berikan untuk anak didikmu itulah harta terindah sebagai tabungan jariyahmu. Kamu jangan lelah ya, Nak !" Nasehat Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun