Kembali ponsel Tika bergetar, disana ia jumpai Adit mengirimkan video Adit sedang  bernyanyi lagu Selamat Ulang Tahun. Terharu Tika mendengarnya.Tika tak menduga bahwa Adit ingat tanggal lahirnya, setelah sekian tahun terpisah.
[Terimakasih Adit, terimakasih untuk semuanya. Kamu bisa bernyanyi  ternyata, suara kamu merdu sekali apa lagi kamu menyanyikan lagu itu". Puji Tika.]
[Maaf, Tik. Aku ga bisa berikan hal terindah dihari ulang tahunmu ini, teriring do'a terbaik untukmu ya, terimalah laguku, berusaha tuk berikan suara hatiku untuk orang yang begitu aku sayangi.]
[Jangan begitu, Dit. Itu hal terindah yang aku terima darimu, ketulusan dan kesetianmu lebih dari cukup bagiku, aku tak meminta lebih.]
Serasa begitu dekat walau hanya lewat maya, sesuatu yang dari hati bisa sampai ke hati pula. Semoga cinta keduanya tetap abadi indah bersemi sampai akhir nanti. Menyatu dalam naungan kasih-Nya.
***
Hari-hari Tika lalui dengan penuh semangat. Kehadiran Adit yang mampu temani hari-harinya membuat Tika makin merasa diri begitu berarti. Ia tunggu kapan waktu itu tiba. Orang tua Tika belum mengetahui tentang hubungan Adit dengan Tika. Tika pun berusaha untuk bisa menutupinya.Â
Tika tak ingin buat orang tuanya kecewa dan akan tunjukkan bahwa Tika mampu membuat orang tuanya bangga tentang tugasnya sebagai guru di kampungnya. Dan Tika tak mau menyia-nyiakan kepercayaan orang tuanya.
Saat langit biru mulai berubah  kemerahan semburat warna oranye menghiasi begitu indah-Nya. Keluarga Tika berada di beranda samping rumahnya menikmati kopi dan hidangan pisang goreng yang di buat ibunya.Â
Ayah Tika mulai berbincangan dengan menanyakan  kegiatanku dan kemajuan sekolah tempat aku mengajar selama aku mengabdikan diri di sana.
"Ayah bangga, Nak. Kamu nurut sama ayah walau gaji kamu sedikit. Namun percayalah ilmu yang kau berikan untuk anak didikmu itulah harta terindah sebagai tabungan jariyahmu. Kamu jangan lelah ya, Nak !" Nasehat Ayah.