Mohon tunggu...
Sumarjiyati sumarjiyati
Sumarjiyati sumarjiyati Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru PAI SD. Aktif di komunitas Aisei dan Lagerunal.

Menulis baginya sesuatu yang buatnya bahagia, bahagia bisa berbagi, menulis bisa memanjangkan umur dan mengukir sejarah. Tulis yang kamu lakukan lakukan yang kamu tulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu Tanpa Batas Waktu

4 Oktober 2022   11:06 Diperbarui: 4 Oktober 2022   11:15 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika memang sudah siap, lalu sekarang di mana anakmu, jam segini harusnya sudah ada di rumah, bukannya dijagain malah di biarkan pergi."  Ucapnya.

Aku diam saja, padahal anakku pergi bersama Ayahnya, dan smabil menunggu mereka. Aku di kamar sambil baca-baca buku. Ya.. aku ingin sedikit bisa terhibur dengan membaca buku cerpen atau majalah.

Ibu mertua berlalu meninggalkan ku dengan raut wajah yang tak mengenakkan.Huuuuf ku tarik nafas panjang ku keluarkan pelan.

Din din... suara klakson motor suamiku terdengar. Aku segera beranjak tuk melihat dan membukakan pintu untuknya. Setelah berucap salam dan aku pun menjawab. Anak cewekku yang berusia 7 tahun berada dalam gendongan suamiku.

"lho, Nak. Kok minta gendong Ayah," tanyaku.

"Abis enak sih, Ma. Di gendong sama Ayah."Jawabnya polos

"Adek, kan udah gede, mosyok masih minta gendong." Ucapku.

"Ga pa-pa, Ma. Sekali-kali di gendong ini." Timpal suamiku.

"Ok, ayuk turun. Sebentar lagi maghrib kita siap-siap jamaah ya." Ajakku.

"Siaap, Ma." Hampir bebarengan suami dan anakku menjawab permintaanku.

Kami tersenyuum bersama. Kami begitu bahagia, andai ibuku melihat tumbuh kembang  anakku pastilah ia akan merasa bahagia juga. Sayang Ibuku sudah menghadap Ilahi satu tahun silam saat ananku masih sekolah Taman Kanan-kanak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun