Mohon tunggu...
Eko Sumargo
Eko Sumargo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Mengabdi di Daerah 3T

12 April 2017   22:42 Diperbarui: 13 April 2017   06:30 4644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memiliki kesempatan mengabdi di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) adalah pengalaman hidup yang luar biasa. Dari titik ini, kehidupan masa depan kita akan dirajut. Sukses tidaknya masa pengabdian itu akan mempengaruhi psikologi peserta di kehidupan nanti. Jika pengabdian itu sukses maka kesuksesan itu bisa dibanggakan dihadapan anak cucu kelak. Namun, jika pengabdian itu gagal maka akan menjadi aib hingga liang lahat. Oleh karena itu diperlukan kiat-kiat tertentu agar pengabdian itu menuai kesuksesan. Berikut ini diberikan tips mengabdi di daerah 3T berdasarkan pengalaman 2 tahun mengabdi penulis sebagai relawan Jatim Mengajar di Sukamade Banyuwangi.

Pertama, pasang niat yang benar. Niat adalah penentu perjalanan suatu pekerjaan apakah berhasil baik atau buruk. “innamal akmalu bin niah” itulah kata Sang Maestro. Dari niat yang benar ini kerikil-kerikil cobaan di tempat mengabdi akan bisa dilalui. Jika niat Anda mengabdi ingin mendapat gaji maka pengabdian Anda akan senilai dengan gaji yang Anda terima. Anda akan merasa kecil karena gaji yang Anda peroleh relatif kecil. Anda akan mengeluh dan ogah-ogahan menghadapi kerikil-kerikil pengabdian karena Anda merasa selalu kurang. Jika niat Anda ingin mendapatkan pujian maka Anda akan merasa sakit hati disaat tidak ada pujian untuk Anda di tempat tugas. Jika niat Anda bergabung karena kekasih Anda ikut bergabung maka Anda akan merasa pengabdian Anda adalah penjara. Anda tidak akan tenang karena takut orang yang Anda kasihi perpaling hati. Jadi, niat yang benar dalam mengabdi adalah karena pengabdian itu sebagai bentuk ibadah  Anda kepada Tuhan. Kualitas pengabdian itu akan diperlihatkan kembali kepada Anda di akhirat kelak. Gaji, pujian, dan kekasih itu hanya dipandang sebagai efek samping saja. Jika ada boleh dinikmati, jika tidak ada tidak usah disesali.

Kedua, cintai daerah tempat mengabdi Anda seperti rumah sendiri. Hindarkan pikiran Anda dari anggapan bahwa daerah 3T itu selalu kurang. Memang benar daerah 3T itu memiliki banyak kekurangan dari segi transportasi, komunikasi, dan fasilitas hidup lainnya tetapi dibalik itu semua akan tersimpan surga-surga tersembunyi yang mungkin Andalah yang berkesempatan menikmatinya lebih dekat dan lebih dulu dibandingkan teman-teman Anda yang lain. Kesempatan seperti itu tidak murah. Anda akan menemukan mutiara-mutiara yang terpendam  yaitu mereka yang memiliki kemampuan luar biasa hasil dari didikan alam. Anda akan menjadi saksi bahwa Indonesia kaya dengan bibit-bibit jenius. Jangan khawatir karena Anda jauh dari keluarga. Di tempat mengabdi Anda akan menemukan keluarga baru yang rasa cinta kasihnya tidak jauh berbeda dari cinta kasih dalam keluarga Anda sendiri. Ketahuilah seluk beluk tempat mengabdi Anda. Petakan setiap potensi yang ada.

Ketiga, raihlah kepercayaan dari rekan kerja dan masyarakat. Kepercayaan adalah modal berharga bagi Anda untuk melaksanakan pengabdian. Raihlah kepercayaan itu. Yakinkan kepada mereka bahwa kehadiran Anda akan membawa perubahan yang positif bagi lingkungan tempat mengabdi. Untuk meraihnya diperlukan perjuangan yang tidak mudah. Perlu kesabaran menanti turunnya kepercayaan itu. Yakinkan siswa Anda bahwa bersama Anda nanti kalian akan mengukir mimpi-mimpi yang indah. Yakinkan rekan-rekan guru bahwa Anda akan banyak membantu perjuangan mereka selama ini. Yakinkan masyarakat bahwa kehadiran Anda akan membawa tempat tugas Anda menjadi selangkah lebih maju. Untuk memboyong semua itu mereka perlu bukti. Bawalah semangat maju pada mereka. Jadikanlah diri Anda sebagai pemancar semangat yang tidak pernah habis. Buatlah program-program kerja yang efektif. Dekati tokoh masyarakat. Membaurlah dengan mereka. Bantu semampu Anda kesulitan-kesulitan yang muncul di masyarakat dengan memberi alternatif solusi. 

Keempat, bangun komunikasi dengan berbagai pihak. Dengarlah setiap keluh kesah dari orang yang Anda temui kemudian cari benang merahnya. Dari komunikasi akan terpantau potensi masing-masing orang. Boleh jadi masalah yang timbul solusinya ada di sekitar orang-orang itu. Bekerjasamalah dengan mereka. Anda tidak bisa sendirian dalam membangun tempat mengabdi Anda. Diperlukan keterlibatan dari banyak pihak. Semakin banyak yang terlibat maka semakin mudah Anda melaksanakan program kerja. Masalah biasanya timbul karena komunikasi yang tidak lancar. Dari komunikasi yang tidak lancar mengakibatkan kurangnya koordinasi. Dari koordinasi yang kurang akan terjadi kelalaian tanggungjawab. Dari kelalaian tanggungjawab akan muncul kecemburuan sosial. Dari kecemburuan sosial akan timbul konflik.

Kelima, hindari perbuatan tercela. Perbuatan tercela akan menghancurkan semua yang telah Anda bangun. Ibarat karena nila setitik rusak susu sebelanga. Secara umum setiap tempat memiliki standar nilai yang sama terhadap makna tercela misalnya berzina, mencuri, mengadu domba, berbohong, dan korupsi. Hindari ‘nato’ omong doang tapi tidak ada realitanya. Anda boleh bergaul sangat dekat dengan masyarakat tetapi jangan sampai terbawa arus. Anda boleh sangat dekat dengan anak didik Anda tetapi jangan menampilkan sifat kekanak-kanakan.

Keenam, catat setiap peristiwa menarik yang dialami. Semua orang di setiap masa pengabdian selalu memiliki pengalaman menarik. Alangkah bagusnya jika peristiwa menarik itu diabadikan dalam tulisan. Akan lebih sempurna lagi jika disertai foto atau video. Catatan itu akan berguna bagi anda sebagai kenangan abadi. Catatan itu juga bisa dirasakan oleh orang lain. Catatan itu bisa sebagai bahan evaluasi bagi Anda agar lebih baik. Catatan itu sekaligus sebagai petunjuk awal penerus Anda kelak.

Ketujuh, carilah penyemangat. Tidak dipungkiri bahwa semangat Anda akan mengalami pasang surut. Oleh karena itu carilah ‘buffer’ semangat. Penyemangat itu bisa rekan seperjuangan, anak didik Anda, tokoh masyarakat, quote orang terkenal, atau pemandangan alam yang menakjubkan di sekitar tempat mengabdi. Sesekali pergilah ke kota untuk menghubungi keluarga, teman, atau orang terkasih Anda.     

Kedelapan, berdoalah kepada Tuhan mintalah petunjuk dan pertolongannya.  Setiap usaha yang kita lakukan Tuhanlah penentu keberhasilan usaha itu. Berdoalah kepada Tuhan agar jika Tuhan ingin melakukan perbaikan di tempat tugas Anda maka melalui tangan Andalah pertolongan Tuhan itu terwujud.

Itulah delapan tips yang bisa kami bagi. Mudah mudahan bermanfaat bagi orang yang mau melaksanakan pengabdian di tempat 3T. Salam maju bersama mencerdaskan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun