Setiap sore mulai jam 3, jembatan Babarsari mulai menampakkan "kehidupan". Diramaikan kalangan muda penggiat kegiatan outdoor. Satu persatu muncul dengan membawa peralatan.
Tali kernmantel, webbing, carrabiner, figure of eight, tepung magnesium dan matras merupakan hal yang biasa dilihat.
Tidak lupa membawa kopi yang sudah diseduh dari kost. Tali mulai direntangkan ke bawah. Diikat pada pembatas tiang jembatan.
Kegiatan pun dimulai dari dinding samping sungai. Dengan bermodalkan kaki kosong tanpa sepatu, pijakan pertama dicari tempat yang halus. Bagi yang bersepatu, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke atas jembatan bisa lebih cepat.
Dinding pondasi jembatan babarsari dari dulu merupakan tempat latihan pecinta panjat tebing. Tiap pondasi mempunyai tingkatan kesulitan sendiri.
Maka sebab itu pula, tiap jalur panjat dinding dinamakan sesuai tingkat kesulitannya. Jalur panjat sisi utara dari barat ke timur Pariwisata 3, Jummin, Cartenz, Fuckin, Pariwisata 1.
Sedangkan nama jalur sisi selatan dari barat ke timur yaitu Sinetron, Slab, Keyakinan, Extreme, Pariwisata 2. Penamaan jalur tersebut diberikan oleh para senior pecinta olahraga panjat tebing karena disini menjadi tempat latihan, nongkrong serta tempat camping. Entah apa yang dipikirkan oleh orang yang memberi nama jalur panjat.
Selain itu menjadi nongkrongnya komunitas penggiat aktivitas outdoor. Dibawah jembatan merupakan camping ground tak resminya teman-teman penggiat alam terbuka. Areanya pun tak luas seperti camping ground pada umumnya.