Pesta demokrasi Pemilu 2024 sudah sebulan kita lewati. Suasana hiruk pikuk masa pra Pemilu terbalas dengan kesejukan selama tahapan pencoblosan hingga pleno.
Suasana yang kita rindukan benar-benar  terwujud. Mantra Tagar Pemilu Damai pada setiap ruang media sosial mampu menghipnotis masyarakat Indonesia diseluruh Nusantara.
Dibalik semua ini tentu tak lain dan tak bukan ada roh yang bekerja pada hati setiap insan sehingga jalannya pemilu berlangsung aman dan lancar.
Secara konteks agama, penulis memaknai Pemilu 2024 kedalam tiga makna yang tidak muncul secara kebetulan. Tiga makna itu adalah jari, dahi dan hati.
Pertama, Jari. Ada apa dengan jari kita dihari pencoblosan itu ?  Legalitas kita sebagai seorang yang sudah menggunakan hak pilihnya usai mencoblos pasti jari dicelupkan kedalam tinta. Keberadaan tinta setiap kali pemilu, sebagaimana diatur dalam Peraturan  KPU Nomor 14 tahun 2023 bertujuan untuk memberi tanda khusus bagi pemilih yang sudah memberikan suaranya dengan mencelupkan jarinya ketinta tersebut.
Praktek ini dilakukan untuk menghindari kecurangan. Tinta berwarna biru tua dengan akurasi hingga 6 jam tersebut mulai dipraktekan pertama kali tahun 1950 pada pemilu India setelah diketahui terjadi kecurangan data pemilih sehingga melakukan pencoblosan dua kali.
Kedua,  Dahi. Tak banyak yang tahu kalau hari Rabu tanggal 14 Pebruari 2024 merupakan Hari Rabu Abu bagi umat Katholik  diseluruh dunia. Rabu Abu adalah hari pertama masa Prapaskah dalam liturgi tahunan gereja Katholik.  Di hari itu, umat Katolik wajib melakukan puasa dan pantang sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan  merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus. Hari tersebut ditentukan jatuh pada hari Rabu, 40 hari sebelum hari Paskah. Umat Katholik yang mengikuti ibadah tersebut wajib diberi tanda salib abu pada dahinya.
Ketiga, Hati. Tanggal 14 Pebruari setiap tahun diperingati sebagai hari Kasih Sayang atau Valentine Day.  Menyimak sejarah  hari Valentine cukup beragam makna. Britania.com  menulis bahwa bahwa Hari Valentine berasal dari Kisah seorang pendeta bernama Valentine yang menentang perintah kekaiseran Romawi Kuno yang melarang pria muda untuk cepat menikah tetapi wajib menjadi prajurit. Pendeta ini dengan diam-diam menikahkan kaum muda agar bisa meloloskan meraka dari perang. Maka dari itu, berdasarkan legenda tersebut Hari Valentine dikaitkan dengan hari cinta atau  hari kasih sayang.
Versi sejarah lainnya juga menceritakan Valentine dibunuh karena berusaha membantu orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi hingga akhirnya ia dipenjara. Saat dia dipenjara ia sering dikunjungi seorang gadis  yang akhirnya ia jatuh cinta pada gadis tersebut. Namun kisah membawanya pada penyiksaan hingga kematian. Sebelum kematiannya, Valentine menulis surat bertanda "From your Valentine" yang ditujukan kepada gadis muda tersebut. Ekspresi "From your Valentine" saat ini masih sering digunakan dalam peringatan hari Valentine.
Ketiga momen diatas cukup memantik perhatian umat Kristen khususnya Katholik.  Pemilu yang jadwalnya bertepatan dengan  kedua hari tersebut terbilang cukup terpengaruh membuat pemilu menjadi damai, penuh kerendahan hati  dan kasih sayang.
Dan untuk kita sekalian perlu miliki Heart, Head and Hands. Hati yg mengasihi terungkap dalam pikiran yg berbelas kasih dan tangan yang membantu.Â
Usai pemilupun Umat Hindu Merayakan Nyepi dan Kuningan berlanjut dengan Ramadhan bagi umat muslim. Kedekatan hari raya ini, sangat berpengaruh pada setiap tahapan pemilu 2024 teristimewa penetapan hasil pemilu tanggal 20 Maret 2024.Â