Kelihatanya ada operasi membenturkan Muhammadiyah dan NU melalui program Full Day School  (FDS).
Kebijakan FDS ini ditentang NU, FDS dinilai melahirkan generasi radikal dan mematikan sekolah Nahdiyin.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhadjir Effendy, Â mengungkapkan program FDS merupakan penjabaran dari Nawacita Presiden Jokowi.
Sebagai pembantu Presiden, saya siap melaksanakan apa yang menjadi program Presiden, terang Mendiknas.
Tapi kenapa NU terus menyerang Mendiknas, hingga demo santri NU untuk membunuh Mendiknas, yang berasal dari Muhammadiyah.
Demo mengajak membunuh orang lain adalah, Â bentuk lain dari kekerasan verbal. Ini upaya memprovokasi dan membenturkan Muhammadiyah dan NU.
Seperti biasa, setelah terjadi benturan verbal di masyarakat atas Peraturan Menteri (Permen), Jokowi datang bak Pahlawan mencabut Permen.
Ini upaya politik adu domba, setelah sukses membenturkan internal partai, (baca kasus  Golkar dan PPP), kini ada upaya membenturkan Ormas Islam.
Kita mesti membaca ulang  sejarah dimasa lampau, bahwa pola  - pola seperti ini yang dilakukan PKI dimasa lalu.
Kita mesti solidkan barisan, menyamakan narasi dalam melawan otoritarianisme atas nama Negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H