Mohon tunggu...
Suman HaES
Suman HaES Mohon Tunggu... -

Aku akan melangkah hingga meraih harapan tak berbatas. jika gagal aku akan melangkah lagi dan melangkah lagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Besnam, Tanah Leluhur yang Digugat (Habis) Harapan dalam Kecemasan, Siapa Menggugat?

25 April 2011   11:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nyanyian leluhur untuk

menina bobohkan generasi Belu masih terngiang. “Besnam itu tanah leluhur mu”.
Tersadar dari tidur yang panjang, seakan syair dalam nyanyian itu menyulut
amarah. Sebab, Besnam merupakan bagian dari tanah leluhur. Raja Fay, Manu, dan
Nenometa pernah berkuasa dan berpijak. Tapi sejarah telah mengubah segalanya.
Bukti kepemilikan Besnam di anulir. Hanya dengan “tugu tapal batas” sebagai
tandanya. Namun, tugu tapal batas itu kini di gugat. Gugatan itu melahirkan
kecemasan. Warga Belu dan warga TTS “Besnam” merasa memiliki. Berarti segala
cara di tempuh. Damai atau perang untuk mempertahankan tanah Besnam itu. Di
tanah kami di lahirkan.

Menanti dalam harap
dan cemas, warga Besnam dengan semangat memiliki siap mempertahankan tanah itu.
Walau jauh dari Ibu kota TTS, namun dengan semangat memiliki warga Besnam tetap
siapa. Jangan sampai ada apa-apa dengan Besnam. Karena dalam hitungan detik,
warga Belu bisa merampas tanah Besnam.

Yakin, memiliki tanah
itu, tak selangkah pun Warga Besnam meninggalkannya. Besnam adalah sebuah
lokasi sejarah. Nyaman, damai dan tentram adalah peringai warga Besnam.
Kehidupan seirama dengan alam Besnam. Panorama alam, seakan membius mata dan
pikiran orang untuk memiliki. Walau semua mata terbius, namun Pemda TTS pun
tidak tega melepaskan Besnam begitu saja pergi dan jatuh ke pangkuan kerajaan
Liurai Belu. Besnam di tata berdasarkan rencana pembangunan bertahap. Itu menjadi
tekad, agar semua daerah di republic ini menikmati pembangunan.

Sikap sebagian warga
Belu dengan mengkalim Besnam miliknya, menjadi dilemma bagi Pemkab TTS.
Berdamai atau tidak. Masih menjadi tanda tanya.   Karena semua di
atur berdasarkan aturan main. Hukum sebagai payungnya.

Hidup atau mati, kami
menjadi bagian dari TTS. Tidak boleh ada yang merampas tanah kami. Provokasi
Kerajaan Liurai Belu agar warga Besnam bergabung dengan Warga Kabupaten Belu
itu bukan cara yang baik, yang patut di teladani.  Walau terisolir, kami
adalah bagian dari TTS. Itu sduah menajdi tekad yang tak tergoyahkan.


Mendengar Kondisi Besnam yang tidak nyaman itu, Pemda TTS pun merasakan betapa
sakit bila Besnam jatuh ke Kerajaan Liurai Belu. Pemda TTS atas perintah Bupati
Ir.Paul V R Mella,MSi, maka Kepala Kesbang Polinmas Kab TTS Drs.Yan Banoet,MSi
bersama staf nya pun tak kenal lelah ,terus bergelirya ke sana kemari ,ingin
menetap di Besnam sambil mencari solusi, apakah Besnam pergi atau tetap wilayah
Kab TTS ,karena Besnam merupakan Wilayah Kab TTS sejak leluhur. Terbukti telah
di bangun dan di tetapkan tapal batas antara Belu dan TTS oleh Mantan Gubernur
NTT pada tahun 1971 silam, dan tidak di ganggu gugat

Betapa sakit warga
Besnam atas sikap Raja Liurai bersama warga nya , yang menerobos wilayah TTS
Besnam ,serta merusak tugu tapal batas yang di bangun Mantan Gubernur Eltary
puluhan tahun silam. Bukan hanya tugu tapal batas, tapi semua milik kepunyaan
warga Besnam berupa ternak ,tanaman warga TTS Besnam di ambil Warga Raja Liurai
Belu bersama warga nya. Akibatnya, kebencian meradang. Sepertinya tak berkenan,
Raja Liurai Belu bersama warga nya hadir di besnam. Mereka kejam dan tak
termaafkan.

Kepedihan dan
sakit hati warga Besnam saat ini sungguh di rasakan Benar Pemda TTS. Jumat 8/4
pekan lalu Bupati TTS bersama Unsur Muspida mendatangi Gubernur NTT Frans
Leburaya untuk menyerahkan Laporan  secara tertulis tentang pantauan dan
pengamatan langsung di lapangan Selasa 5/4 pekan lalu dan Kamis 7/4 atas
kekejaman Raja Liurai yang tidak manusiawi membongkar dan merusak barang milik
Negara Tugu Tapal Batas IV dan berusaha menerobos dan membuka Jalan baru masuk
wilayah Kab TTS Besnam Puluhan Kilo Meter tersebut.

Tidak saja itu Raja Liurai pun telah memaksakan diri dan Membangun ulang Tugu
Sejarah Liurai Sonbai yang di tetapkan Gubernur NTT yang merupakan batas asli
Kab Belu dan TTS pindah masuk Wilayah Kab TTS Besnam Lima Kilometer dari Tapal
batas yang sebenar nya yang di bagun Mantan Gubernur NTT Eltary tahun 1971
silam. Kondisi itu kini terus membuat warga Besnam siaga. Bersenjatakan
Kelewang Suni warga Besnam siap mempertahankan tanahnya.

Sungguh, Warga Besnam
masih bersabar. Kami sudah tak tahan lagi ingin mendengar kepastian sikap dan
tanggapan Pemda TTS. Karena dalam kndisi tak pasti membuat kami tak nyaman.
Kepala Desa Besnam,  Marten Manu berserita bahwa meraka selalu waspada,
dalam harapan dan kecemsan. Masih adakah pemilik Besnam ? Kita tunggu siapa
yang menggugat.  Besnam di bawah paying NKRI. Besnam bagian dari TTS.
Besnam bukan milik siapa-siapa.Besnam milik kita semua. Ayo kita membangun
Besnam. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun