Mohon tunggu...
Khatijah Sumalia Santi
Khatijah Sumalia Santi Mohon Tunggu... -

Sedang dalam masa pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pentingnya Pendidikan Beragama

23 November 2014   22:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Naomi adalah seorang wanita karir dengan umur 37 tahun yang telah 8 tahun lamanya bercerai dari sang suami yang berinisial X. Dia mempunyai 2 orang anak perempuan yang kini salah satu diantaranya duduk dibangku SMA dan satunya lagi sedang asik menempuh pendidikan dibangku kuliah.

Flashback! Singkat cerita, dulunya sebelum menikah dengan X, Naomi beragama kristen protestan, namun kemudian setelah menjalin hubungan asmara beberapa waktu lamanya mereka pun akhirnya menikah dan Naomi kemudian resmi menjadi bagian dari pemeluk agama islam. Suatu hari, si anak sulung melihat Naomi sholat kemudian usai melaksanakan salam si anak bertanya kepada Naomi, “Ma, mama tadi sholat baca apa aja?” kemudian Naomi menjawab, “Baca surat terserah nak, yang penting sholat.” Mendengar jawaban yang seperti itu, spontan si anak kaget kemudian sedih dan menangis. Waktu demi waktu si anak mulai berpikir. Sebegitu dangkalkah pengetahuan tata cara beribadah mamanya itu. Apakah dia berpindah keyakinan hanya karena atas nama cinta kepada papanya bukan sebagai pencarian akan keyakinan yang hakiki. Lambat laun pernikahan Naomi dan X sudah menginjak umur 10 tahun dan disini adalah puncak dimana segala emosi yang berujung pada pertengkaran antara Naomi dan suaminya terjadi. Dan kalian tau apa? Ya! Pada akhirnya mereka bercerai.

Setelah sekitar 5 tahun lamanya Naomi meninggalkan kedua anaknya untuk tinggal bersama mantan mertuanya, Naomi kembali dengan membawa kejutan yang amat sangat bagi anaknya. Kini dia dia telah kembali menjadi seorang kristiani! Sangat disayangkan, nyatanya sampai detik ini Naomi masih sering mengingatkan anaknya untuk rajin beribadah, puasa, dan beristighfar ketika sedang ada masalah yang secara tak langsung membuat anaknya sedih. Disetiap doanya si anak selalu berdoa kepada Allah, “Jika kami tidak dapat bersama di dunia, setidaknya kami dapat bersama di akhirat nantinya.” Sangat disayangkan sekali bukan?

Pada intinya, jika kita menyukai kemudian melakukan sesuatu hanya karena satu hal yang kita anggap benar, maka nantinya kita juga akan membenci hal tersebut dengan satu hal tadi. Penyesalan selalu ada di akhir. Mengapa? Karena jika di awal namanya bukan penyesalan tetapi pendaftaran :D ahaha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun