Mohon tunggu...
Sumaenah Angmen
Sumaenah Angmen Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 3 Gegesik Kabupaten Cirebon

Pembelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Sistem Wuruk Strategi Peningkatan Kecakapan Literasi Murid Sekaligus Menekan Angka Bullying

12 Oktober 2024   19:43 Diperbarui: 13 Oktober 2024   10:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.  Literasi pagi sistem "wuruk"

Aksi berikutnya adalah Program Literasi Pagi dengan Sistem  "Wuruk". Program ini bertujuan untuk meningkatkan kecakapan literasi murid sekaligus juga menekan angka bullying di sekolah. Wuruk dalam Bahasa Cirebon artinya tunjuk atau ajar. Diwuruki artinya diberi petunjuk atau diajari. Sistem Wuruk diadaptasi dari metode pembelajaran tutor teman sebaya yang melibatkan murid untuk mengajar sesama murid. Dalam metode ini, murid berperan sebagai tutor dan mengajar murid lain dalam kelompok yang lebih kecil. Hal ini selain untuk meningkatkan kemampuan membaca juga membangun bonding antara kakak kelas dengan adik kelas.

Bonding dapat dibangun melalui interaksi, komunikasi dan kegiatan bersama, termasuk dalam kegiatan literasi pagi. Bonding yang kuat, meminimalisir kecenderungan perilaku bullying terutama yang dilakukan oleh kakak kelas kepada adik kelas. Kondisi kebhinekaan bisa ditingkatkan seiring dengan pemahaman tentang kesetaraan antar murid. Kelekatan atau ikatan emosional yang terbentuk antar murid akan membantu anak merasa aman, nyaman, diakui dan mendapatkan dukungan serta membantu anak menjadi pribadi yang bahagia.

Langkah-Langkah Aksi Literasi Pagi dengan Sistem " Wuruk" adalah :

a. Setiap selasa dan Rabu pagi sebelum jam pelajaran pertama dimulai, murid-murid dikumpulkan di lapangan untuk melakukan literasi. Setelah dilakukan ice breaking, murid dikelompokkan menjadi kelas tinggi dan kelas rendah. Masing-masing murid diberikan satu buah buku bacaan non pelajaran.

b. Tutor teman sebaya, murid-murid kelas tinggi  yang sudah lancar membaca diberi tugas untuk membantu murid-murid kelas rendah untuk membaca dan memahami bacaan fiksi.

c. Setelah waktu yang ditentukan (15-20 menit) perwakilan dari murid-murid kelas rendah menyampaikan hasil bacaannya, dan murid-murid perwakilan dari kelas tinggi merefleksikan pengalamannya  dalam membantu adik kelasnya pada kegiatan tersebut.

C. Dampak

Hasil dari aksi-aksi tadi berdampak positif pada peningkatan kecakapan literasi  dan pencegahan perilaku bullying di SD Negeri 3 Winong. Hal ini terlihat dari :

1. Peningkatan minat baca anak. Setiap istirahat, atau saat menunggu jam pelajaran, anak-anak terbiasa membaca buku di perpustakaan darurat di ruang kepala sekolah ataupun di sudut-sudut baca di ruang kelasnya masing-masing.

2. Peningkatan capaian raport pendidikan pada tahun 2024 sehingga SD Negeri 3 Winong berhak mendapatkan BOS Kinerja. Dari BOS kinerja ini sekolah bisa mengadakan laptop bagi guru dan proyektor sehingga berdampak pada peningkatan proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan (wellbeing).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun