TANTANGAN PENGGUNAAN MERKURI PADA KEGIATAN PROSES AMALGAMASI DIPERTAMBANGAN RAKYAT
PENULIS: SULTRI DWISANTI HUSEN
Kegiatan tambang rakyat dan tambang skala kecil menjadi isu yang kompleks dan terjadi di berbagai negara dan komunitas. Kegiatan ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan sering kali berdampak pada kesehatan pelaku tambang itu sendiri, selain juga dampak pada masyarakat, terutama karena penggunaan merkuri dalam proses pengolahan emas.
Merkuri banyak digunakan dalam proses pengolahan emas pada tambang skala kecil. Penerapan proses amalgamasi berbasis merkuri dan sianida yang efektif, sederhana serta murah pada deposit emas primer mendorong masyarakat untuk menjadikan kegiatan tambang rakyat dan tambang skala kecil sebagai mata pencarian alternative.
Tetapi tantangan penggunaan merkuri itu juga mempunyai Undang-undang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan Bahan Kimia sebagai Senjata Kimia.
Karena merkuri juga memiliki sejumlah efek yang sangat merugikan pada manusia yaitu, fungsi hati dan ginjal, juga dapat mengganggu system enzim dan mekanisme sinetik. Paparan dalam merkuri juga dalam jangka panjang yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia. Keracunan merkuri rawan sering terjadi pada masyarakat yang tinggal di sekitaran penambangan atau lingkar tambang. Merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, pencernaan juga di kulit.
Menurut pendapat saya, merkuri memiliki sejumlah efek yang sangat merugikan pada manusia, yaitu pada fungsi hati dan ginjal. Dan merkuri sendiri adalah jenis logam yang sangat berbahaya dan harus kita jauhkan dari tubuh kita, apalagi di bagian wajah kita juga karna terdapat campuran-campuran yang sangat berbahaya. Terpaparnya merkuri pada kulit juga antara lain jerawat yang meradang, alergi wajah dan iritasi pada kulit hingga kanker kulit.
Jadi solusi mencegah merkuri diharapkan kepada masyarakat untuk bisa melakukan pengolahan sampah dan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat mengurangi tingkat pencemaran air dan keracunan akibat merkuri. Bagi penambang emas dan pengolahan emas diharapkan membuat suatu Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL), agar limbah hasil pengolahan emas yang mengandung merkuri (Hg) tidak tersebar ke lingkungan atau sungai-sungai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H