Mohon tunggu...
Soeltonie Sip
Soeltonie Sip Mohon Tunggu... wiraswasta -

lahir di lampung tinggal di jambi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Problem Re-Generasi Petani Beras Part 2

4 Maret 2015   02:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:12 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jika ada profesi dinegri ini yang paling tidak diminati oleh generasi mudanya tapi produknya paling dibutuhkan, yaa....itu adalah petani (wabil khusus petani beras).

Gimana ada yang mau minat coba? kerjanya kotor, panas, capek, modalnya gede, sudah gitu hasilnya lama plus gak jelas lagi( karna gagal panen selalu mengancam). Untuk anak muda jaman sekarang yang katanya pinter-pinter, jelas akan mikir 1000 kali mau jadi petani. Buktinya mereka yang sekolah di SMK pertanian atau yang kuliah ngambil jurusan pertanian juga pada ogah tu jadi petani. Padahal kan pas banget tu kalau mereka jadi petani. Pekerjaan jadi PNS atau karyawan swasta sepertinya lebih menjanjikan buat mereka.

Stigma negatif yang selama ini melekat erat dalam kehidupan petani juga semakin membuat generasi muda kita antipati jadi petani. Petani itu miskin, bodoh, kumuh, ndeso, madesu (masa depan suram), dan sederet stigma negatif lain sudah terlanjur menempel dibenak generasi muda kita kalau mendengar kata petani.

Bahkan sang petani sendiri saat ini juga gak bakalan rela kalau anak-anaknya jadi petani. Apapun akan mereka lakukan untuk tujuan yang satu ini. Termasuk salah satunya menjual aset mereka yang paling berharga, sawah! Extrem bukan? Padahal dari situlah mereka hidup, tapi asal anaknya tidak jadi petani seperti mereka itu tidak masalah.

Sekarang lengkap sudah. Generasi mudanya ogah jadi petani, petaninya juga gak mau anak-anaknya jadi seperti mereka. Prediksi saya, petani yang ada saat ini mungkin adalah generasi terakhir yang tersisa.

Jadi, analisa bodoh saya, langkanya beras akhir-akhir ini dipasaran, itu hanya riak-riak kecil saja dari persoalan beras yang sebenarnya. Persoalan yang sesungguhnya itu adalah seperti yang sudah saya jelaskan diatas, yaitu re-generasi petani beras.

Sekarang belum terlambat sebenarnya kalau pemerintah mau berbenah, tapi sayangnya, jangankan mau berbenah, sadar akan persoalan ini saja kayaknya belum. Atau saya curiga, pemerintah pura-pura gak sadar ya?
Entahlah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun