Mohon tunggu...
Sulthon Abdul Aziz
Sulthon Abdul Aziz Mohon Tunggu... Lainnya - Volunter Wonderhome Library

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fulbright AMINEF: Hai Para Pejuang Beasiswa!!

12 Januari 2021   17:04 Diperbarui: 12 Januari 2021   17:16 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertengahan Februari 2021 merupakan akhir masa pendaftaran program beasiswa AMINEF (American-Indonesian Exchange Foundation). Tepatnya tanggal 15 Februari 2021, di mana seluruh berkas dan dokumen pendaftaran harus sudah sampai di kantor Badan Pertukaran Amerika-Indonesia, di Intiland Tower, Lantai 11 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 32, Jakarta 10220. Selanjutnya skrining dokumen akan diadakan pada bulan Maret, dilanjutkan dengan wawancara pada bulan April, dan informasi hasil seleksi pada bulan Juni.

Pemberkasan harus lengkap sebagaimana yang dikehendaki oleh AMINEF, sebagaimana yang tercantum dalam laman aminef.or.id. Uniknya, pemberkasan yang dikehendaki oleh AMINEF adalah hard copy. Peserta diwajibkan untuk menyerahkan atau mengirimkan berkas tersebut ke kantor AMINEF. Tentu bukan tanpa alasan, mengingat banyak penyedia beasiswa yang di zaman modern ini mewajibkan pelamar untuk mengirimkan berkas secara online. Menurut penulis, proses ini dimaksudkan agar pihak AMINEF dapat mengukur keseriusan para pelamar beasiswa. Banyak hal sebenarnya yang dapat diukur dan diketahui dari proses pemberkasan secara manual tersebut.

Sejak diumumkan pembukaannya beberapa hari lalu, beasiswa yang telah ada di Indonesia sejak tahun 1952 ini serta merta menjadi sorotan utama para akademisi dan mahasiswa. Segenap pemburu beasiswa segera menyingsingkan lengan dan siap bertarung untuk meraihnya. Banyak cerita dari kisah perjuangan para pelamar beasiswa tersebut. Mulai dari lamaran yang bertahun-tahun tidak lolos, kendala skor TOEFL, rintangan penyusunan pernyataan personal dan obyek studi, hingga kebuncahan saat diwawancara. Semua itu menjadi sekelumit kisah pahit perjuangan para pelamar beasiswa Fulbright AMINEF.

Beasiswa ini diperuntukkan bagi semua disiplin ilmu kecuali kedokteran yang terkait dengan perawatan pasien atau kontak pasien klinis. Minat kajian dalam bidang humaniora, seni, dan ilmu sosial, serta STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menjadi sasaran yang dapat diterima. Khusus untuk bidang studi STEM, diutamakan yang berfokus pada mitigasi perubahan iklim, eksplorasi energi alternative, dan pelestarian lingkungan. Prioritas pemberian hibah beasiswa adalah kepada pelamar yang memiliki rencana untuk mengajar di perguruan tinggi Indonesia, serta tentu saja mereka yang belum pernah menerima program beasiswa Fulbright ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun