Mohon tunggu...
sulthanfl
sulthanfl Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Luka Mendalam Peristiwa G30s PKI

9 Juli 2024   02:43 Diperbarui: 9 Juli 2024   02:49 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Luka Mendalam Peristiwa G30S PKI

Gerakan 30 September 1965 (G30S 1965), merupakan gerakan yang sangat berpengaruh bagi perkembangan gerak sejarah masyarakat Indonesia sampai saat ini. Setelah G30S 1965, kebebasan berideologi mulai dibatasi di Indonesia. Selain itu, pembantaian terhadap jutaan manusia, dengan alasan membasmi komunisme, mulai berlangsung setelah G30S 1965.

Peristiwa G30S PKI terjadi pada masa pemerintahan Presiden Sukarno yang menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI, sebagai partai Stalinis terbesar di luar Tiongkok dan Uni Soviet, memiliki jumlah anggota yang sangat besar. Selain itu, PKI juga mengontrol gerakan serikat buruh dan gerakan petani di Indonesia. PKI memiliki lebih dari 20 juta anggota dan pendukung yang tersebar di seluruh daerah.

Tanggal 30 September malam, sejumlah prajurit Tjakrabirawa pimpinan Letkol Untung bergerak menculik enam jenderal dan seorang kapten: Komandan TNI AD, Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal MT Haryono, Letnan Jenderal S Parman, Mayor Jenderal DI Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean.

Jenazah mereka kemudian ditemukan di sebuah sumur di Lubang Buaya, Jakarta.

Peristiwa Gerakan 30 September dan langkah pembalasannya meninggalkan luka begitu mendalam hingga hari ini:

1. Kehilangan Nyawa dan Penderitaan Manusia:

  • Ribuan hingga ratusan ribu orang tewas dalam kekerasan yang terjadi setelah peristiwa G30S/PKI. Banyak dari mereka yang dieksekusi tanpa proses pengadilan yang adil, dan banyak yang hilang tanpa jejak. Korban termasuk anggota dan simpatisan PKI, serta orang-orang yang diduga terlibat atau bersimpati pada komunisme.
  • Selain mereka yang dibunuh, banyak orang yang ditangkap, dipenjara, dan disiksa. Kondisi penahanan seringkali sangat buruk, dengan banyak tahanan yang mengalami penderitaan fisik dan psikologis.

2. trauma dan Stigma Sosial:

  1. Keluarga korban mengalami trauma yang mendalam dan seringkali menghadapi stigma sosial yang berat. Mereka kerap dicap sebagai "keluarga PKI" dan mengalami diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pekerjaan, pendidikan, dan interaksi sosial.
  2. Anak-anak dan keturunan korban seringkali juga terkena dampak, menghadapi kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau posisi di pemerintahan, dan diperlakukan dengan curiga oleh masyarakat sekitar.

3. Dampak Jangka Panjang pada Politik Indonesia:

  1. Peristiwa G30S/PKI dan penumpasan berikutnya memperkuat dominasi militer dalam politik Indonesia. Orde Baru di bawah Suharto mengandalkan dukungan militer untuk mempertahankan kekuasaan, dan militer memainkan peran sentral dalam pemerintahan dan pengambilan keputusan.
  2. Rezim Orde Baru menggunakan ancaman komunisme sebagai alat untuk membenarkan tindakan represif dan mempertahankan kontrol politik. Ini menciptakan budaya ketakutan dan kecurigaan yang mempengaruhi kehidupan politik dan sosial selama bertahun-tahun.

Luka-luka mendalam ini masih terasa hingga kini, dengan banyak korban dan keluarga mereka yang terus mencari keadilan dan pengakuan atas penderitaan yang mereka alami. Upaya rekonsiliasi dan pengungkapan kebenaran tentang peristiwa tersebut terus menjadi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Peristiwa G30S/PKI hingga saat ini masih menjadi topik kontroversial dan banyak aspek sejarahnya yang masih diperdebatkan oleh para sejarawan. Beberapa teori konspirasi dan interpretasi berbeda tentang siapa yang sebenarnya berada di balik gerakan ini masih terus menjadi perdebatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun