Mohon tunggu...
Sulthan AjiWijoyo
Sulthan AjiWijoyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Penabuh drum dan bercita-cita menjadi rockstar yang mati di umur 27 tahun. Musik bagi saya adalah obat dari segala penyakit!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Review Cerita Ekalavya Murid yang Ideal Dalam Novel Bhagavad Gita

17 Desember 2023   17:19 Diperbarui: 17 Desember 2023   17:38 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ekalawya belajar memanah. Ilustrasi karya Warwick Goble, dari buku Indian tales of the great ones among men, women, and bird-people (1916).

Kisah Ekalavya dan Drona mencerminkan hierarki sosial dan diskriminasi yang lazim dalam masyarakat India kuno. Ekalavya, yang berasal dari kasta pemburu yang lebih rendah, tidak diberi tingkat pendidikan dan pelatihan yang sama dengan para pangeran kerajaan hanya karena status sosialnya. Praktik diskriminatif ini melanggengkan kesenjangan sosial dan mencerminkan perlakuan tidak adil terhadap individu berdasarkan kasta mereka. Cerita ini juga menyoroti dilema etika dari keputusan Drona yang menolak Ekalavya mendapatkan tingkat pelatihan yang sama seperti Arjuna. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan kesetaraan kesempatan, karena bakat alami dan dedikasi Ekalavya tidak diberi kesempatan yang sama untuk berkembang seperti Arjuna. Perlakuan tidak setara berdasarkan status sosial dan kasta ini merupakan cerminan norma dan nilai masyarakat pada masa itu, yang dapat dikritik karena melanggengkan ketimpangan dan ketidakadilan.

Kisah Ekalavya dan Drona menghadirkan alur cerita yang linier dan lugas, di mana Ekalavya berusaha belajar memanah dari Guru Drona tetapi tidak mendapatkan pelatihan yang sama dengan para pangeran kerajaan karena status kasta yang lebih rendah. Perkembangan plot ini secara efektif menyoroti diskriminasi sosial dan perlakuan tidak setara yang lazim terjadi di masyarakat India kuno. Namun, ceritanya bisa mendapatkan manfaat dari eksplorasi motivasi karakter dan konflik internal yang lebih bernuansa. Misalnya, menggali lebih dalam perjuangan internal Drona dan dilema etika dalam menolak Ekalavya mendapatkan tingkat pelatihan yang sama seperti Arjuna dapat menambah kompleksitas plot dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang tindakan karakter. Selain itu, eksplorasi lebih rinci tentang perjalanan Ekalavya dan tantangan yang dia hadapi dalam melatih diri dan menguasai memanah dapat menambah kedalaman cerita dan lebih menekankan tema dedikasi dan ketekunan. Secara keseluruhan, meskipun cerita tersebut secara efektif menyampaikan isu-isu sosial tentang diskriminasi kasta, pendekatan yang lebih bernuansa dan berlapis terhadap motivasi dan pengalaman karakter dapat meningkatkan alur cerita.

Bahasa yang digunakan dalam kisah Ekalavya dan Drona kaya akan referensi budaya dan sejarah sehingga menambah kedalaman narasinya. Namun, transisi antar bagian cerita yang berbeda bisa lebih mulus untuk meningkatkan alur dan koherensi narasi secara keseluruhan. Selain itu, penggunaan bahasa yang lebih kontemporer dan gaya bercerita tradisional dapat membantu membuat cerita lebih mudah diakses oleh khalayak yang lebih luas. Hal ini akan memastikan bahwa tema dan pesan penting dari cerita tersebut dikomunikasikan secara efektif kepada pembaca modern. Secara keseluruhan, meskipun bahasanya secara efektif menangkap esensi tradisi bercerita India kuno, pendekatan yang lebih seimbang yang mempertimbangkan aksesibilitas pembaca modern dapat meningkatkan pengalaman bercerita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun