Seperti katamu, Saya pencinta suasana hujan, dan kenyataannya, seperti itu. Hal itu, membuatku ingin selalu merekamnya dan menyimpang dalam file kehidupanku.
Ya, seperti ini kejadiannya, perjalanan yang bermula dari pesisir pantai kuta, dan seperti kartu yang berukuran kecil,yang memuat photo di Bali. mungkin seperti kartu pos, saya pun menelisiknya. Gunung yang indah, kokoh dalam temaram senja...dan selanjutnya kamu meminta saya mengunjunginya.Â
Inilah saya saat ini, Â mobil kami sewa melewati kabut di desa ubud. Di kiri -kanan jalan, kita tersuguhi pemandangan, sawah yang berundak- undak dan sesekali nampak dari kejauhan turis -turis luar negeri bercengkrama dengan petani. Atau ada juga kelihatan mereka, sedang belajar membajak sawah.
Kira- kira  dua jam, kami tiba di Kintamani. Hujan deras dan dingin menerpaku di ketinggian pulau ini, dan  saya tidak berhenti memuji keindahan gunung ini. Karena dingin, dan saya mencoba menikmati kopi Bali dan rasanya punyai sesuatu rasa yang lain dari pada kopi lain di nusantara ini.
Seperti permintaanmu ketika mengirim pesan ke facebook saya, bahwa saya harus berlari -lari kecil dan menyanyikan lagumu apabila hujan turun deras di Kintamani.
Dan kamu tahu, orang -orang di sekitar aku menganggapku "stress tingkat tinggi". Ada yang senyum -senyum melihatku, ada yang melihat sekilas dan melanjutkan kegiatannya.Â
Sahabat, saya sangat menikmatinya, saya betul - betul lepas, bebas dan suka -suka hati dan menuruti kemauanmu itu, adalah caramu dan apa aku lakukan adalah caraku bahwa ini jalannya untuk merelesiasikan janjiku padamu.
Ya, menari di bawah hujan deras di Kintamani.
![Penulis](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/06/fb-img-15420786221423362-5c32282e6ddcae23027643d4.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI