Karbohidranya pun demikian. Di sana sudah terbiasa dengan pangan dari kebun, yaitu singkong dan pisang yang direbus. Pangan lokal ini bisa saja menggantikan nasi sebagai pengganti karbohidrat di wilayah tersebut. Paling dikombinasi atau diselang-seling dengan nasi selama dua atau tiga hari dalam seminggu.
Kasus yang sama bisa saja dilakukan untuk wilayah Indonesia timur lainnya seperti di Papua yang dikenal memiliki pangan lokal papeda. Menu utama anak-anak di sini akan lebih dominan dengan papeda ditambah dengan umbi-umbian sebagai pengganti karbohidrat dari nasi. Badan Gizi Nasional akan memberikan keleluasaan secara teknis di daerah untuk menyusun komposisi menu sesuai dengan prefrensi pagan lokal di daerahnya masing-masing.
Untuk efektivitas pengawasan program MBG, Badan Gizi Nasional telah menerapkan teknologi digital, yaitu digitalisasi kehadiran anak, yang mengoneksikan daftar hadir anak dengan sistem pelayanan pada tiap-tiap unit layanan. Dengan teknologi ini, unit pelayanan akan mengetahui secara real-time jumlah anak yang hadir di sekolah, mulai dari nama hingga wajahnya. Berbekal informasi kehadiran tersebut, akan memudahkan unit pelayanan untuk mengatur jumlah menu makan yang harus disediakan pada hari itu.
Sultani, Peneliti Indonesia Strategic Center (ISC) dan CSPS UI
Depok, 18/10/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H