Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kenali 6 Jenis Konten yang Menjadi Taktik Judi Online Menjerat Mangsanya

17 Juni 2024   00:21 Diperbarui: 17 Juni 2024   16:56 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SHUTTERSTOCK/MARKO ALIAKSANDR via KOMPAS.com

Apa yang dimulai sebagai hiburan ringan dan menyenangkan, pasti akan membawa kita pada keasyikan sehingga bisa lupa diri. Keseruan dan tantangan yang memacu adrenalin membuat kita semakin senang dan terpukau pada perintah-perintah yang terus memacu semangat. Bermain game online dengan gawai di tangan sudah pasti membuat kita asyik dan terlena sehingga lalai memantau jebakan mengerikan yang menganga di depan kita.

Apalagi promosi menggiurkan dari game online yang membuat kita terjerat lebih jauh dalam level permainan yang semakin sulit. Adrenalin terus memuncak dan mulai membunuh akal sehat kita. Dalam sekejap, kita terpikat oleh grafis memukau dan tantangan yang terus memacu semangat.

Di sinilah kita mulai sulit membedakan batas antara game online dan judi online. Ketika akal sehat kehilangan peran, permainan yang awalnya hanya untuk bersenang-senang, perlahan mengarahkan kita ke dunia perjudian online.

Tanpa disadari, di balik layar permainan yang memikat itu, tersembunyi bahaya besar yang mengintai. Dari game yang ringan, kita lalu kecanduan untuk mengejar hadiah yang dijanjikan puluhan kali lipat besarnya jika bisa memenangkan permainan. Ketika kecanduan sulit dihentikan, maka diri dan jiwa kita sudah dikendalikan oleh judi online.

Dalam era digital yang semakin canggih, perjudian online telah menjadi industri yang sangat menguntungkan. Para pemilik situs judi online terus mengembangkan taktik-taktik cerdik untuk terus menarik dan menjerat pejudi baru. Mereka menggunakan berbagai strategi yang dirancang dengan hati-hati untuk memastikan bahwa orang-orang terus kembali dan, akhirnya, kecanduan.

Media sosial seperti "X" (twitter), Facebook, dan Telegram adalah lahan untuk menebar jerat judi online melalui konten-konten yang adiktif seperti game dan konten dewasa (pornografi). Mereka yang gemar untuk mengakses konten adiktif tersebut pasti akan disuguhi dengan "fasilitas" permainan yang mudah dan menyenangkan. Ibarat menjerat mangsa, para pemain baru ini akan digoda sehalus mungkin supaya bisa bermain lebih lama lalu tergoda untuk berjudi.

Hingga saat ini, judi online selalu memberi dampak negatif kepada para pemainnya berupa kehilangan materi, menjadi miskin, berutang, terjerat pinjaman online (pinjol), hubungan sosial rusak, hingga bunuh diri.

Dengan dampak yang semakin masif seperti sekarang, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mulai turun tangan untuk mengatur kebijakan media sosial dalam mengelola kontennya. Beberapa platform media sosial malah dikabarkan akan diblokir Kominfo karena nyata-nyata membolehkan konten pornografi dan judol di platformnya.

Beberapa game online populer menjadi konten yang diblokir Kominfo karena mengandung unsur judi online (Sumber: rri.co.id)
Beberapa game online populer menjadi konten yang diblokir Kominfo karena mengandung unsur judi online (Sumber: rri.co.id)

Lepas dari platform media sosial yang konon akan diblokir Kominfo tersebut, fenomena judol memang sudah sangat meresahkan masyarakat. Beberapa media sosial yang terindikasi membebaskan konten-konten judol berseliweran di lini masa platformnya sebaiknya mulai dibatasi pemakaiannya, atau diseleksi saja kontennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun