Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Erupsi Gunung Ruang dan Cerita Mitigasi yang Menyertainya

3 Mei 2024   11:45 Diperbarui: 3 Mei 2024   12:05 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Warga Pulau Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro yang hendak mengungsi setelah Gunung Ruang meletus pada 30/4/2024 (Sumber: Tempo.co)

Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut), kembali erupsi pada Selasa, 30 April setelah dua pekan tenang. Letusan kali ini terasa lebih keras karena gunung api yag terletak di Kecamatan Tagulandang itu melontarkan abu vulkanik yang menyebar hingga ke Provinsi Gorontalo. Tinggi kolom erupsi mencapai 5 ribu meter. Peningkatan aktivitas Gunung Ruang ini membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan tingkat aktivitas gunung api ini dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Warga pun diminta untuk mengungsi lebih jauh lagi, dari 6 kilometer menjadi 7 kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.

Gunung Ruang adalah satu-satunya gunung api aktif yang terletak di Sitaro, kabupaten paling utara dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebelumnya, Gunung Ruang meletus pada Rabu, 17 April pukul 21.00 WITA. Saat itu status tingkat aktivitasnya ditetapkan di Level III atau siaga. Tingkat aktivitas Gunung Raung, menurut laporan PVMBG terjadi pertama kali sejak 2022. Warga yang tinggal atau beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari kawah gunung diminta menjauh dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sepekan kemudian, tingkat aktivitas gunung agak mereda sehingga daerah bahaya turun dalam radius 4 kilometer dari kawah gunung api, meskipun levelnya tetap Siaga.

Dampak Erupsi

Efek dari letusan Gunung Ruang yang terakhir pada 30 April lalu ternyata bisa melumpuhkan sejumlah aktivitas warga beberapa daerah di sekitar Sitaro hingga Kota Manado sebagai ibu kota Sulut. Salah satunya adalah Bandara Sam Ratulangi ditutup. Dilaporkan, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado menutup operasional bandara pada saat sebagai imbas dari erupsi Gunung Ruang pada 30 April. Sesuai "notam" (notice to airmen) yang dikeluarkan pengelola bandara tersebut, Bandara Sam Ratulangi tutup dari pukul 07.00-12.00 Wita. Penutupan tersebut dipicu oleh kekhawatiran adanya sebaran abu vulkanik yang terlontar dari kawah gunung yang bisa mengganggu penerbangan.

Akibat penutupan tersebut 38 penerbangan dibatalkan yang membuat 3.832 penumpang gagal terbang pada hari itu. Dari penumpang tersebut, 3.537 orang adalah penumpang domestik dan 305 lainnya adalah penumpang internasional. Sementara dari semua penerbangan yang dibatalkan, 36 di antaranya merupakan penerbangan domestik.

Ilustrasi Bandara Sam Ratulangi ditutup sebagai imbas dari erupsi Gunung Ruang (Sumber: CNNIndonesia.com)
Ilustrasi Bandara Sam Ratulangi ditutup sebagai imbas dari erupsi Gunung Ruang (Sumber: CNNIndonesia.com)

Dampak berikutnya adalah abu vulkanik dari Gunung Ruang yang mencemari ruang udara di 7 kabupaten di Sulut. BMKG mengungkap 7 kabupaten dan kota di Sulut yang terdampak abu vulkanik dari Gunung Ruang adalah Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Minahasa Selatan.

Sebaran debu vulkanik tersebut dipicu oleh pergerakan saat erupsi terjadi. Berdasarkan analisis data dan pengamatan udara tanggal 30 April 2024 jam 08.00 Wita, angin bergerak pada ketinggian 0-5.000 feet bergerak dari arah timur hingga tenggara, ketinggian 5.000-9.000 feet dari arah tenggara hingga Selatan, ketinggian 9.000-23.000 feet dari arah timur hingga selatan 23.000 -39.000 feet dari arah timur laut hingga timur.

Selain gangguan debu vulkanik, erupsi Gunung Ruang yang terakhir ini juga diprediksi berpotensi tsunami. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengimbau masyarakat di Pulau Tagulandang untuk menghindari kawasan pesisir guna mewaspadai potensi tsunami imbas erupsi Gunung Ruang.

Respons Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun