Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Produktivitas Lansia dalam Kerja Sebagai Karier Seumur Hidup

27 April 2024   21:15 Diperbarui: 27 April 2024   21:18 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memberdayakan lansia

 Apakah orang yang sudah lanjut usia atau lansia dengan sendirinya memasuki fase kehidupan yang tidak produktif lalu menggantungkan hidupnya kepada generasi yang lebih muda? Belum tentu. Masih banyak lansia yang dapat tetap produktif dan memberdayakan potensi mereka, bahkan di tengah tantangan kesehatan dan penurunan produktivitas tubuh.

Meskipun tubuh menjadi semakin renta dan produktivitas fisik menurun seiring bertambahnya usia, para lansia tetap memiliki peluang berharga untuk berkontribusi di tempat kerja. Usia lanjut membawa kelebihan berupa kompetensi dan penguasaan mendalam dalam bidang pekerjaan yang telah ditekuni selama bertahun-tahun.

Para lansia masih memiliki kelebihan yang berharga untuk dikaryakan kembali di kantor atau tempat kerja yang lain. Pengalaman dan pengetahuan yang mendalam merupakan keistimewaan dari pekerja lansia. Para lansia biasanya memiliki pengalaman yang luas dan pengetahuan mendalam dalam bidang pekerjaan mereka. Mereka telah menghadapi berbagai situasi dan tantangan selama puluhan, membuat mereka ahli di bidang mereka.

Dari pengalaman selama puluhan tahun tersebut, para lansia telah mengembangkan kemampuan problem solving yang kuat. Mereka dapat menemukan solusi untuk masalah yang kompleks dengan lebih efisien. Kemampuan problem solving yang matang masih menjadi soft skill yang paling dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini.

Lansia juga memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Mereka telah menghadapi perubahan teknologi dan lingkungan kerja selama karir mereka dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan baru. Kemampuan adaptasi tersebut membuat emosi lansia lebih stabil dan lebih kuat terhadap tekanan kerja. Mereka cenderung lebih tenang dan dapat menghadapi tantangan dengan kedewasaan.

Dalam kematangan usianya, kemampuan lansia dalam berkomunikasi sudah mencapai level yang paling baik. Kemampuan komunikasi ini selalu terasah seiring bertambahnya usia. Komunikasi yang baik ini terlihat dari cara berinteraski yang baik dengan rekan kerja maupun rekan bisnis. Pada saat yang sama lansia juga mampu memberikan umpan balik yang berarti.

Perkembangan psikologis dan soft skill tersebut berbanding terbalik dengan kondisi fisik lansia yang terus menurun kemampuan dan produktivitasnya. Kemampuan fisik yang menurun ini kerap menjadi stereotipe yang mendiskreditkan lansia dalam dunia kerja. Keadaan fisik mereka yang sudah renta ini kerap dipandang sebagai kelemahan sehingga peluang lansia untuk bekerja semakin sulit.

Keterbatasan fisik selalu dipandang sebagai kelemahan lansia di mana kondisi tubuh yang menurun telah membatasi kemampuan lansia untuk melakukan pekerjaan tertentu yang membutuhkan kekuatan atau ketahanan fisik.

Persoalan lain terkait dengan memberdayakan lansia di tempat kerja adalah kesenjangan teknologi. Sebagian besar lansia saat ini bisa jadi akan menghadapi kesulitan dalam mengadaptasi teknologi baru atau perangkat digital di tempat kerja yang semakin terotomatisasi.

Ilustrasi lansia dengan keterbatasan fisik (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi lansia dengan keterbatasan fisik (Sumber: Kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun