Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Strategi Meredam Promo Ramadan Buat yang Penghasilannya Pas-pasan dan Tidak Pasti

21 Maret 2024   00:06 Diperbarui: 21 Maret 2024   00:08 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gebyar promo Ramadan yang diselenggarakan  pusat perbelanjaan di Jakarta (Sumber: Liputan6.com)

Strategi Meredam Promo Ramadan Buat  yang Penghasilannya Pas-pasan dan Tidak Pasti

Oleh Sultani

Peluang atau Perangkap? Inilah yang harus Anda tahu tentang berburu promo Ramadan! Saat bulan suci tiba, media sosial, e-commerce, dan mal-mal menjadi ladang subur bagi promo besar-besaran. Bagi para freelancer dan mereka dengan pendapatan pas-pasan, apakah promo-promo ini jalan keluar atau hanya jebakan yang mengancam stabilitas finansial Anda? Simak dengan cermat, karena kesalahan satu langkah bisa mengakibatkan konsekuensi serius bagi kesehatan keuangan Anda!

Semarak Ramadan dengan hadirnya promo besar-besaran yang menghiasi gawai dan ruang publik, tentu sangat menggiurkan dan menggoda hasrat belanja masyarakat. Bagi mereka yang memiliki pendapatan pas-pasan dan tidak menentu, godaan untuk berbelanja seringkali sulit untuk dihindari. Jika terjebak dalam gemerlapnya promo tersebut Anda telah menyelipkan bahaya yang bisa mengancam stabilitas finansial Anda kelak.

Jangan sampai Ramadan akan menjadi bulan yang terus menghantui hidup lantaran nafsu belanja yang kalap ketika merasakan mudahnya membeli barang dari program promo yang ditawarkan. Promo-promo yang menawarkan diskon besar-besaran seringkali menjadi jebakan bagi konsumen yang impulsif.

Tergiur dengan harga murah sering kali membuat konsumen kehilangan akal sehat sehingga mengabaikan pertimbangan yang rasional dalam belanja. Godaan terhadap diskon besar-besaran sangat efektif memengaruhi emosi konsumen sehingga membuat mereka akan membeli secara emosional.

Promo-promo yang menarik, sekecil apa pun pasti langsung memicu keinginan untuk membeli tanpa mempertimbangkan apakah barang yang ditawarkan benar-benar diperlukan atau tidak. Belanja tanpa pertimbangan rasional sering kali membuat sebagian konsumen menjadi impulsif dan terjebak dalam halusinasi belanja yang emosional.

Para pebisnis atau pedagang sendiri memanfaatkan sifat impulsif konsumen sebagai ladang cuan dengan menggelontorkan potongan harga gila-gilaan produknya untuk menggaet minat belanja mereka. Target mereka adalah keuntungan besar seiring dengan tren masyarakat untuk mengalokasikan anggaran lebih besar pada bulan Ramadan baik untuk keperluan harian maupun untuk lebaran.

Dalam bulan Ramadan juga banyak orang merasa lebih bermurah hati dan lebih cenderung untuk berbelanja lebih banyak. Fenomena ini berkaitan dengan suasana Ramadan yang khas yang mempromosikan kebaikan dan kepedulian sosial, serta keinginan untuk memberikan hadiah kepada keluarga dan teman-teman pada Hari Raya Idul Fitri.

Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, promo besar-besaran selama bulan Ramadan tidak hanya menarik pelanggan Muslim, tetapi juga pelanggan non-Muslim yang ikut merayakan suasana Ramadan dan Idul Fitri. Orang sering kali bersedia untuk mengorbankan anggaran mereka untuk berbelanja karena suasana Ramadan yang khas, yang membuat promosi besar-besaran menjadi sangat menarik bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun