Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kenangan Quick Count 2014: Soliditas Tim adalah Kunci

23 Februari 2024   23:22 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:15 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencuplikan hasil penghitungan suara di TPS (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Sebaliknya, di daerah-daerah yang distribusi sampelnya renggang, seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara, dan Bali distribusi tenaga penelitinya lebih sedikit. Biasanya pembagiannya satu peneliti memegang dua sampai tiga provinsi.

Setelah semua peneliti mendapatkan pembagian daerah sampel, pekerjaan selanjutnya adalah menentukan titik-titik kritis dari setiap daerah sampel. Titik kritis ini maksudnya adalah kendala atau hambatan yang berpotensi menghambat atau mengganggu kelancaran kerja di lapangan. Ada beberapa kategori titik kritis yang harus dicatat oleh peneliti, yaitu potensi konflik, letak geografis, jarak ke pusat keramaian terdekat, dan kemampuan menangkap sinyal handphone.

Gabungan dari titik-titik kritis ini bermuara pada pilihan titik TPS pengganti dan penentuan anggaran. Kedua isu ini penting diperhatikan dalam penyelenggaraan quick count karena membantu sekali dalam memilih sampel yang akurat dan memudahkan akses untuk mencapai titik TPS tersebut.

Struktur dan Tugas

Quick count Pilpres 2014 merupakan debut kegiatan survei Litbang Kompas karena jumlah sampel tersebar hingga dua ribu titik di seluruh Indonesia. Agar mega proyek ini bisa digarap dengan sukses diperlukan tim yang terorganisir dengan solid untuk mengakomodasi kejelasan dan kelancaran kerja. Tim ini dilengkapi dengan struktur dan tugas yang jelas sehingga alur kerja menjadi lancar dan terarah dengan jelas.

Secara garis besar struktur quick count Litbang Kompas dalam Pilpres 2014 terdiri dari Project Officer (PO), Koordinator Wilayah (Korwil), Koordinator Daerah (Korda), Koordinator Lapangan (Korlap), dan Interviewer atau Informan Lokal.

Para mahasiswa yang menjadi interviewer (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Para mahasiswa yang menjadi interviewer (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Project Officer sebagai penanggung jawab proyek bertugas mendesain proyek, membentuk tim inti, membuat job desk, dan mengontrol proyek secara keseluruhan. PO dibantu langsung oleh Korwil yang terdiri dari 30-an tenaga peneliti Litbang Kompas. Tugas utama korwil adalah membentuk infrastruktur quick count di lapangan. Infrastruktur ini terdiri dari sumber daya manusia, akses menuju titik sampel, dan akses untuk sinyal HP. Saya menyebut posisi PO dan Korwil sebagai tim inti dalam struktur organisasi quick count ini.

Korda dan Korlap merupakan struktur tertinggi untuk tenaga lapangan. Mereka direkrut dari mahasiswa senior di kampus-kampus perguruan tinggi lokal. Korda merupakan asisten dari Korwil yang tugasnya adalah merekrut Korlap sesuai kebutuhan Korwil. Sementara Korlap bertugas membantu Korda untuk mengoordinir dan mengontrol pengumpulan data yang dilakukan oleh interviewer. Korlap mengoordinir para interviewer, mendampingi interviewer, dan mengontrol kerja interviewer. Korlap juga bertanggung jawab terhadap kelancaran kerja interviewer.

Struktur yang menjadi ujung tombak dalam quick count adalah Interviewer atau tenaga pengumpul data. Dalam praktik di lapangan, posisi interviewer dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu interviewer (reguler) dan informan lokal. Interviewer (reguler) adalah mahasiswa perguruan tinggi lokal yang direkrut langsung oleh Korlap dan dilatih untuk mengumpulkan data perolehan suara di TPS sampel. Sementara informan lokal merupakan warga lokal yang direkrut langsung oleh Korwil untuk menjadi pengumpul data TPS pada hari Pemilu.

Koordinator Daerah dan Koordinator Lapangan (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Koordinator Daerah dan Koordinator Lapangan (Sumber: Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun