Elektabilitas Capres Dalam Bingkai Data Survei
oleh: Sultani
Sepuluh hari menjelang hari Pemilihan Presiden, publik terus digempur dengan pemberitaan media tentang data hasil survei tingkat elektabilitas tiga calon presiden yang berkontestasi. Tanggal 30-31 Januari hingga awal Februari 2024 tercatat, sejumlah media daring memublikasikan terus-menerus data-data elektabilitas yang dirilis oleh sejumlah lembaga survei secara bersamaan. Data survei yang dipublikasikan itu menjadi bahan untuk menggiring opini sekaligus membingkai preferensi publik terhadap para kandidat.
Sudah jadi rahasia umum bahwa pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka merupakan kandidat yang selalu unggul dalam semua hasil survei dengan tingkat elektabilitas yang paling tinggi.Â
Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD selalu menempati posisi kedua dan ketiga dengan selisih yang tidak terlalu jauh. Itulah fakta yang ditunjukkan oleh pemberitaan media tersebut.
Perbedaan tingkat elektabilitas yang sangat mencolok antara paslon nomor urut 2 dengan paslon nomor urut 1 dan 3 menjadi bingkai data yang digunakan untuk memotret kelemahan lawan dalam rangka membuat strategi untuk memobilisasi dukungan yang lebih tinggi lagi hingga hari pemilihan tiba.Â
Jargon "Menang Satu Putaran" yang digaungkan oleh kubu paslon Prabowo-Gibran, dan jargon "Pilpres Dua Putaran" yang digaungkan oleh kedua rivalnya merupakan bingkai data yang diwujudkan dalam rupa militansi dukungan untuk memenangkan atau mengalahkan jagoan masing-masing.
Munculnya jargon "Menang Satu Putaran" dan "Pilpres Dua Putaran" adalah efek dari data survei yang digunakan untuk membingkai elektabilitas capres sebagai kunci strategis untuk mencapai kemenangan.Â
Kubu Prabowo yang "data-driven" sangat percaya diri bisa menang satu putaran, sementara kubu lawannya yang "data-well informed" percaya bahwa Prabowo-Gibran bisa dikalahkan kalau Pilpres berlangsung dua putaran. Dengan kata lain, elektabilitas capres dalam bingkai data survei teraktualisasi melalui dua jargon yang saling berlawanan dan tarik-menarik untuk mencapai kutub kemenangan.