Mohon tunggu...
Sultan Syahrir
Sultan Syahrir Mohon Tunggu... -

Warga negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Jerman Juara karena Proses Regenerasi yang Berjalan Mulus

14 Juli 2014   14:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:23 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stadion Maracana Brazil menjadi saksi lahirnya rekor baru piala dunia. Jerman menjadi Negara eropa pertama yang menjadi juara dunia di benua Amerika sekaligus menjadi gelar perdana mereka sejak bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam pertandingan 120 menit tersebut secara umum Jerman mendominasi jalannya pertandingan sampai dengan 60 % dan 7 shoot on goal disbanding Argentina yang hanya 2 shoot on goal.

Kemenangan Jerman yang dipastikan oleh gol yang di cetak Mario Gotze pada menit 113 tidaklah terlalu mengejutkan buat saya. Bagi saya Jerman memang pantas menjadi piala dunia 2014 ini. Gelar juara yang diraih Jerman bukan gelar yang instan, tapi adalah buah manis dari proses regenerasi dan pembinaan usia dini yang sukses.

Proses pembinaan usia dini mulai secara serius dilakukan oleh DFB (PSSInya Jerman) sejak “hancurnya” Jerman di Euro 2000 yang diselenggarakan di Belanda dan Belgia. Saat itu Jerman yang berstatus juara bertahan harus pulang lebih dini dengan status juru kunci grup setelah ditahan imbang Rumania dan dikalahkan oleh Inggris dan Portugal. Gelaran Euro 2000 itu seperti menjadi alarm bagi timnas jerman yang berjaya di era 90an.

Program regenerasi timnas Jerman didukung penuh oleh pemerintah Jerman dengan menggelontorkan jutaan dolar untuk proyek masa depan tersebut. Tidak hanya masalah pendanaan, pemerintah Jerman juga membuat perubahan Undang-undang keimigrasian. Dengan konsep liberalisme kependudukan dan kemudahan bagi imigran usia dini untuk menjadi warga Negara Jerman yang dikemudian hari menjadi investasi pemain muda di timnas Jerman. Konsep yang berbeda dengan naturalisasi ini berbuah manis dengan hadirnya beberapa pemain muda potensial seperti Mesut Ozil, Sami Khedira dan Jerome Boateng.

Jerman benar-benar serius dalam pembinaan usia mudanya. Proyek ini tidak hanya melibatkan insan sepak bola dan pemerintah Jerman namun juga melibatkan kalangan akademisi. Bahkan DFB merubah kurikulum pembinaan usia dini umur 9 s/d 13 tahun berdasarkan penelitian mahasiswa universitas Kohln yang tidak merekomendasikan permainan sepak bola 11 lawan 11 bagi pemain usia dibawah 14 tahun.

Proyek pembinaan usia dini Jerman mulai berbuah manis sejak gelaran piala dunia 2006 dimana jerman menjadi peringkat ketiga dan melahirkan nama-nama anak muda semacam Lukas Podolksi dan Philip Lahm yang sama-sama berusia 22 tahun saat itu. Hasil manis juga dirasakan saat gelaran Euro U-19 tahun 2008, Euro U-17 dan U-21 yang memunculkan nama-nama pemain muda berbakat semisal Andre Schuerrle , Toni Kroos, Marco Reus  dan Mario Goetze.

Pada gelaran piala dunia 2010 timnas Jerman kembali memberikan dunia pemain muda potensial pada sosok Mesut Ozil dan Sami Khedira. Kedua pemain tengah ini bahkan langsung dikontrak salah satu klub terbaik dunia, Real Madrid, karena ketangguhan keduanya di lapangan tengah.

Proyek pembinaan usia muda Jerman ini akhirnya mampu membuat rakyat Jerman berbangga dengan meraih gelar juara dunia 2014. Toni Kross, Andre Schuerrle, Mesut Ozil, Sami Khedira dan Mario Gotze menjadi tulang punggung timnas Jerman saat meraih gelar juara dunia 2014 ini. Bahkan gelar ini dipastikan oleh gol yang dicetak oleh Mario Gotze setelah menerima umpan dari Andre Schuerrle.

Salut untuk timnas Jerman, DFB (PSSInya Jerman), pemerintah Jerman dan warga Jerman yang atas perjuangan dan kerja kerasnya selama bertahun-tahun yang berujung dengan gelar juara dunia. Hasil yang mereka raih tidak hanya mereka rasakan 2014 ini. Jerman akan tetap menjadi kekuatan yang menakutkan di dunia sepak bola dan akan selalu menjadi favorit di setiap turnamen antar Negara karena bila Ozil dan kawan-kawannya memasuki usia “tua” akan hadir pemain-pemain muda lain yang siap menggantikan mereka.

Glückwünsche für die deutsche Nationalmannschaft…

Deutschland Uber Alles…

Danke Schon Gotze….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun