pada saat subuh tiba, aku yang tertidur dengan rasa pulas. harus terbangun dan merasakaan kesakitan di area mulut ku. "aduuuuhh. pah, mah gigi aku sakittt" kedua orang tuaku bergegas datang ke kamarku. " kenapa nak ? subuh subuh begini kamu teriak teriak" kata mama. aku menjawab dengan merintih kesakitan "kepala ku pusing mah, gigiku nyud nyudan juga maahh. sakitttttt". yasuda "kamu minum dulu air hangat dengan obat ini, besok kita ke dokter gigi ya" kata papah kepadaku.
akhirnya setelah minum obat semalaman aku berfikir yang tidak tidak tentang dokter gigi, segala ketakutan itu hadir. aku harus cari alasan untuk tidak pergi ke dokter gigi.
matahari pagi mulai terbit menyinari dunia, sembari ayah bertetiak "nak, siap siap kita berangkat ke dokter gigi"
akupun akhirnya siap tidak siap untuk pergi dan bergegas untuk masuk mobil. namun, setalah duduk di kursi kobil aku mencoba untuk merubah pikiran ayah, tapi dia mengatakan dia sudah mengurus surat surat untuk jadwal bertemu dengan dikter gigiku dan sudah terlambat untuk membatalkannya aku sempat berfikir untuk kabur, tapi ayah pasti bisa menebak isi kepalaku. karena dia lantas mengunci pintu mobil.
Sesampainya kepada tempat praktek dokter gigi terlihat tampak lebih mengerikan dari pada yang kubayangkan. Disana tidak ada buku mewarnai, mainan atau alat yang bisa menghibur ku. disini tampak begitu menyerampakn dengan ditambah wewangian khas obat obatan.
Dokter gigi tersebut sudah menungguku di ruangannya, semua peralatan logam tajam seperti palu, kampak, obeng miliknya dan Juga alat bor berada tepat di depan mataku ketika aku melangkah masuk. jadi aku sadar kalau dokter gigi ini tidak main main, sesuai dengan prasangka yang aku pikirkan malam tadi.
Setelah aku duduk di kursi bedah gigi, Dokter tersebut mulai menanyaiku mengenai pola makan dan minumku. dia bahkan mengamuk ketik aku mengatakan aku minum soda, dan kemudian dia pergi ke kamar sebelah untuk mengambil toples berisi cairan coklat dengan Gigi busuk di dalamnya. dia mengatakan padaku bahwa itulah yang terjadi pada gigi bila kita merendamnya dalam minuman soda selama 24 jam.
Dengan santainya, aku mengatakan kepada dokter gigi tersebut bahwa aku akan memastikan untuk tidak meninggalkan Gigiku di dalam rendaman minuman soda selama semalaman. dengan tatapan tajam dan kesal tanpa basa basi dokter gigi pun langsung memerintahkan ku untuk membuka mulut.
semua perlatan logam tajam dan menyeramkan itu satu persatu masuk silih berganti untuk memeriksa gigiku yang sakit ini, detak jantung begitu keras karena rasa takut yang menyelimuti dipikiranku.
tanpa aba aba, dokter ini memasukan peralatan (tang) kemulutku dan langsung mencabut gigi geraham dengan sekuat tenaga. sontak akupun teriak dan menggit tangan dokter tersebut yang membuat kita berteriak sama kerasnya. Â "aduuuuu, awwwwww, anak sialan" ujar dokter setelah tangannya tergigit oleh ku
dari situlah aku tidak ingin kembali untuk memasuki ruangan dokter gigi