Mohon tunggu...
Mochammad Ali Shodiqin
Mochammad Ali Shodiqin Mohon Tunggu... -

Pujangga Goa Selarong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peringatan Dini

26 April 2015   15:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:40 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14300381151635804373


Peringatan Dini dari Teman Muhammadiyah

Kelangkaan buku Muhammadiyah itu NU! sudah diduga oleh seorang kawan dari Muhammadiyah. Ketika itu dia sms namun hanya saya tanggapi sambil lalu. Beliau memperingatkan saya atas adanya orang-orang jahiliyah yang suka membuntu peredaran buku. Teman saya ini bukan petinggi Muhammadiyah, tapi seorang tangan kanan dari beberapa petinggi itu. Ia mengetahui banyak hal. Dan setelah 10 bulan sejak buku beredar, saya mengingat kembali sms beliau, dan kemudian tebersit keinginan untuk sms padanya. Sms itu saya lakukan di bulan Desember 2014. Berikut petikannya;

Saya: Assalamu'alaikum mas AB. Saya kagum dugaan sampeyan terbukti, bahwa buku Muhammadiyah itu NU bisa langka. Dari Ali penulisnya.

Teman: Waalaikum salam. Maaf ini siapa ya, dan yang menyebabkan bukunya langka itu apa ya?

Saya: Kira2 bulan Maret 2014, belum sebulan setelah buku terbit, sampeyan pernah sms agar saya waspada terhadap kemungkinan menghilangnya buku dari pasaran seperti buku Pak M dan Mas H. (Saat itu ada kabar bahwa buku saya diborong untuk dibakar. Dananya dari Arab yang tidak suka melihat Muhammadiyah bersatu dengan NU).

Teman: Oh, iya saya masih ingat. tapi saya merasa tidak pernah sms dengan anda di nomor hp ini. Maaf.... Apakah anda ini mas Ali Bumi sendiri ya selaku penulis buku tersebut???

Saya: Iya mas AB. Ini nomor fleksi kombo sebab saya sedang mudik Rembang merawat ibu. Saya selalu ingat sms sampeyan kala itu. Perhitungannya kok bisa tepat banget.

Teman: Lha mas Ali sudah konfirmasi ke penerbit bukunya apa belum? Kira-kira yang membuat buku tersebut jadi langka apa gitu? Ada intervensi dari oknum atau karena sesuatu hal gitu?

Saya: Misterius mas. Penerbit bilang tidak ada intervensi. Tapi Gramedia kehabisan dan pesan lagi sudah 7 bulan tidak dipasok. Saya kagum dengan kecermatan dugaan sampeyan. Adakah sesuatu yang sampeyan ketahui?

Teman: Mas Ali pernah ingat Novel GM karya LKH? Itu dulu bukunya booming sekali, dan sempat kontroversial, dan sempat juga akan dihilangkan dari peredaran!

Saya: Benarkah? Sampeyan kok bisa tahu? Apakah sampeyan berada dalam posisi strategis? Saya perlu info2 sampeyan.

Teman: Buku itu dianggap menyebarkan faham Jawa Sentris, tapi karena ambil penerbitnya benar dan pas yaitu TS yang punya jaringan luas sampai luar Jawa maka buku tersebut tetap bisa beredar. Saran saya kalau mas Ali sudah habis kontrak dengan penerbitnya mendingan cari penerbit lain yang punya jaringan luas dan netral.

Saya: Kontrak saya 10 tahun atau 1 juta eksemplar. Dulu ada kabar buku tersebut diborong untuk dibakar sehingga cetakan ke-1 dan 2 langsung habis. Sekarang kabar-kabar ada uang besar untuk membuntu peredaran.

Teman: Terus coba dicek lagi kira-kira buku Anda itu oleh penerbitnya diterbitkan sampai ke kantong-kantong wilayah basis NU apa tidak? Terutama Jawa Timur dan Luar Jawa yang banyak NU-nya.

Saya: Penerbit tidak punya jaringan ke basis-basis NU. Kota-kota NU tidak dapat buku. Hanya ada di kota-kota besar. Saya tidak tahu alasan apa pastinya buku tidak dicetak banyak-banyak. Menurut sampeyan kenapa?

Teman: Saya kasih sedikit pandangan ya mas. Seorang penulis buku yang yang namanya JP dia menulis buku berjudul A.N.W.O. Sebelum bukunya itu diterbitkan, dan masih dalam tahap revisi ada beberapa oknum yang mendatangi dia dan tim penulis bukunya. Oknum tersebut membawa penawaran kepada penulis buku tersebut bahwa semua permintaan dia dan timnya akan dipenuhi dan akan dikasih mobil Rolls Royce tapi dengan syarat kontrak tanda tangan tidak akan mencetak dan menerbitkan buku tersebut selama 7 keturunan. Akan tetapi mas JP tidak tergiur dan terus melanjutkan penerbitan buku tersebut ke masyarakat umum demi kebenaran.

Saya: Hebatnya kok bisa sampeyan tahu hal-hal seperti itu. Ini saya tidak ada yang nawari apa-apa. Buku saya dibiarkan tanpa ada buku tandingan. Memang dulu mau dibawa ke Leiden Belanda, tapi saya tidak mau.

Teman: Wech..., iya tow mas Ali? Emang yang mau membawa buku Anda ke Leiden itu siapa Mas? Perseorangan atau organisasi? Kalau dari organisasi namanya apa?

Saya: Orang Jakarta. Kolektor. Tapi bilangnya buat disertasi yang bisa mengimbangi Muhammadiyah Jawa-nya Mas NB. Saya tidak mau. Niat dan nama saya bisa hilang nanti.

Teman: Ya itulah mas Ali. Di dunia ini penuh dengan konspirasi tersembunyi yang tidak kita sadari tapi sebetulnya memang ada. Saya saja kadang-kadang antara percaya dan tidak kok. Banyak yang tidak mau menerima kebenaran sejati dikarenakan kebenaran tersebut sudah tertutup oleh kesalahan yang membudaya dan berakar. Jadi sulit sekali untuik mengubahnya kembali. Coba mas Ali cari buku tentang semua ajaran dan pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan di semua perpustakaan milik Muhammadiyah, pasti dijamin tidak akan ketemu. Tapi coba mas Ali cari buku-buku tersebut di perpustakaan SI gereja Kotabaru Yogyakarta, pasti akan mendapatkan jawaban yang mengejutkan, hehe.

Saya: Saya tetap berbaik sangka dengan Muhammadiyah. Pasti ada banyak orang yang mau dan mampu merawat dokumen-dokumen kuno sebagai kunci-kunci sejarah perjuangan Islam di negeri ini. Saya percaya itu.

Teman: Memang masih banyak orang dari tokoh-tokoh agama Islam yang menyimpan dan merawat dokumen-dokumen kuno tersebut, mas. Mereka memang belum mau membuka lembaran sejarah ini hingga saatnya memang benar-benar tiba.

Saya: Dulu saya pernah nyari HPT th 60-an di perpustakaan kampus Muhammadiyah. Saya cari sendiri tidak ketemu. Akhirnya saya tanya petugas dan dicarikan yang th 74-an dan 2011-an. Saya bilang sudah punya. Saya mau yang th 60-an. Nah pimpinan perpustakaan curiga. Katanya HPT semuanya sama. Saya ditanya dari ormas mana? Saya bilang dari UIN dan sedang bikin buku Muhammadiyah. Tapi saya jadi jera ke sana lagi. Tapi jujur saja, saya tidak dapat sumber-sumber dari perpustakaan gereja. Saya pernah datang ke perpustakaan gereja itu tahun 99-an. Tapi sumber-sumber saya dari Muhammadiyah sendiri dan dari tokoh-tokoh NU. Bukan dari gereja.

Teman: Mungkin mas Ali belum pernah mendengar tentang seseorang yang melamar menjadi dosen Muhammadiyah tetapi ditolak gara-gara ketika diwawancarai ia membuka tentang ajaran dan pemikiran KHA Dahlan yang sesungguhnya, yaitu ajaran yang persis seperti yang ditulis dalam bukunya pak M, dan dia menemukan referensinya ini secara tidak sengaja.

Saya: Iya mas AB. Kemungkinan sampeyan tahu beliau-beliau itu, tapi saya segan kalau harus tanya-tanya. Saya belum pernah dengar. Bagaimana ceritanya? Tapi ada hal yang saya syukuri: beberapa kaum muda bilang: buku saya mendobrak kejumudan pemikiran. Saya jadi penasaran dengan orang itu dan dengan buku karangan Pak M. Tapi saya kira Pak M orang yang pro status quo dan tidak seradikal itu. Kritis memang, tapi tidak mendalam.

Teman: Nanti suatu saat jika waktunya sudah tiba, pasti mas Ali akan tahu cerita ini dengan sendirinya... Hehehe.

(Teman saya di Muhammadiyah tidak mau membukanya. Lalu saya sms hal lain.)

Saya: Dulu ada temen PDM yang mau bedah buku tapi tidak jadi. Padahal saya jawab mau datang sebagai narasumber. Andaikan sampaian hadir bedah buku di UIN Sunan Kalijaga akan jelas psikologi masing-masing.

(Teman saya lama sekali tidak membalasnya sampai berhari-hari. Belakangan dia sms yang membuat saya terkejut).

Teman: Saya sudah lama sekali mas tidak ke PDM. Hampir tidak pernah.

Saya: Lho kenapa? Tidak kangen? Saya saja kangen kok, sudah lama tidak datang.

Teman: Sudah tidak ada artinya mas.

Saya: Jangan memutus tali silaturahmi mas, dosa.

Teman: Hahahaha. Yang mutus bukan saya tapi mereka. Siapa pun tidak akan terima kalau disakiti.

Saya: Urusan sepele jangan diperpanjang.

Teman: Mereka tidak bisa menerima perbedaan mas. Dulu saat Pilpres kami beda pandangan dengan PDM. Nah ketika ada acara di PDM kami diundang. Ternyata isinya kampanye Capres sebelah. Di acara itu kami dibiarkan, tidak ditegur, seolah-olah sudah tidak mau kenal lagi. Siapa yang tidak kecewa diperlakukan begitu?

Saya: Lhah mas, kalau politik itu di mana-mana sama saja. Jangan diperpanjang. Muhammadiyah harus selalu bersatu.

(Teman saya tidak membalasnya. Sampai suatu hari teman saya itu sms hal yang mengejutkan).

Teman: Mas saya melihat buku anda di shopping (kios buku Taman Budaya Yogyakarta). Tapi tidak di semua kios.

Saya: Oh iya mas. Alhamdulillah. Kemarin penerbit memang bilang mau mengirim sisa buku ke Yogyakarta.

(Beliau memang tahu banyak hal. Di saat yang sama, seorang sahabat di Bantul mendapat kiriman buku pesanannya sebanyak 20 eksemplar dari penerbit. Katanya, 20 buku itu adalah tarikan dari semua stok yang ada di toko dan kios di seluruh pulau milik NKRI).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun