Tinggal di Malang telah membuka mata saya pada kekayaan bahasa Malang. Setiap hari, penduduk setempat dengan bangga berbicara dalam dialek khas ini, menciptakan ikatan kuat dengan identitas daerah mereka. Bahasa Malang bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga ciri khas yang membedakan Malang dari tempat lain.
   Pada kegiatan kali ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana para mahasiswa PMM 3 tim modul gajayana mengenal bahasa malang, Menguasai bahasa Malang memungkinkan kita untuk lebih mudah berinteraksi dan terlibat dalam budaya lokal. Kita bisa lebih dekat dengan masyarakat setempat, memahami tradisi, dan merasakan kehidupan sehari-hari di Malang. Dan juga dengan mengetahui bahasa Malang akan meningkatkan kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan lancar dan bepergian di Malang tanpa kesulitan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melihat adaptabiltas mahasiswa di wilayah Malang.
   Karena ketika berkenalan dengan teman-teman baru, saya mendengar bagaimana mereka dengan bangga menggunakan bahasa Malang dalam berbicara sehari-hari. Mereka sering berbagi ungkapan-ungkapan khas yang mencerminkan kekayaan budaya dan sikap positif warga Malang. Saya merasa bahwa bahasa ini tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai cara untuk memperkuat rasa solidaritas dan identitas mereka. Dan juga pada saat dikelas, dosen kuga terkadang menggunakan bahasa malang. Jadi dengan kita belajar memahami bahasa malang, kita dapat dengan mudah untuk memahami penyampaian dari dosen tersebut.
   Selama tnggal di Malang tidak hanya mengajar saya bahasa Malang, tetapi juga mengenalkan kami pada keragaman budaya dan keindahan identitas lokal. Bahasa Malang bukan sekadar alat komunikasi tetapi itu adalah jendela ke dunia budaya dan kehidupan sehari-hari yang penuh warna di Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H