Mohon tunggu...
sultan alfandi
sultan alfandi Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Universitas Kebangsaan Republik Indonesia

seorang mahasiswa juga sekaligus merupakan pegawai dari sebuah agensi jasa di bidang konsultan pajak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesenian yang Melekat di Daerah Margaluyu Kota Bandung di Era Modern

25 Oktober 2023   09:12 Diperbarui: 25 Oktober 2023   09:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ; sepenggal kisah : seni terbang buhun

Di era modern ini, suatu budaya dalam bentuk kesenian sudah sangatlah jarang dilestarikan walaupun dilakukan, biasanya orang-orang akan menganggap bahwa hal itu langka.  Tetapi tidak semua orang beranggapan seperti itu, karena ada beberapa wilayah yang masih menekankan budaya atau tradisi sebagai suatu acara hiburan atau merayakan acara penting. Hingga kini eksistensi kesenian warisan (turun-menurun) masih terasa di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Seperti halnya di Kota Bandung, tepatnya di Kecamatan Buah Batu, Kelurahan Margasari, Kampung Margaluyu. Disana tradisi atau kesenian kuda renggong dan terbangan masih melekat dilestarikan di kota yang sudah serba modern ini.

  • 1. TERBANGAN 

Terbangan merupakan suatu tradisi atau kesenian daerah yang beranggotakan beberapa orang berpakaian serba hitam, dengan diiringi musik tradisional seperti rebana dan dog-dog. Di Margaluyu terdapat dua jenis terbangan, yakni terbangan buhun dan terbangan Islami. Cara membedakannya pun sangatlah mudah hanya melalui instrument music yang digunakannya. Terbangan Islami menggunakan instrument atau iringan berupa lantunan sholawat, sedangkan terbangan buhun berupa lagu-lagu sunda buhun seperti lagu bambu hideung. Tujuan atau makna yang terkandung dari dua jenis terbangan pun berbeda, terbangan Islami memiliki makna menerbangkan ruh agar terus ingat siapa dirinya yang sebenarnya. Terbangan buhun memiliki tujuan untuk memberikan persembahan atau mengucapkan terimakasih kepada leluhur. Biasanya terbangan ini dilaksanakan ketika acara adat, pernikahan, atau hari raya  Islam. Ketika musik atau alunan lagu sudah dimulai, biasanya orang-orang yang memiliki ilmu ghaib akan menari dengan sendirinya yang katanya ada yang merasuki tubuh, menceritakan bahwa hal tersebut merupakan rangkaian melepaskan diri dari kehidupan seperti halnya kesurupan namun berbeda dengan makna kesurupan pada umumnya.

  • 2. KUDA RENGGONG 

Sumber ; tribunnews ;helaran kuda renggong acara khitanan
Sumber ; tribunnews ;helaran kuda renggong acara khitanan

Selain terbangan, ada pula satu kesenian yang tak kalah menarik yaitu kuda renggong yang merupakan adat yang berasal dari kota Sumedang yang bertujuan untuk meramaikan acara khitanan. Maksudnya apabila ada anak laki-laki yang akan di khitan, acara hiburannya adalah kuda renggong. Kuda renggong tersebut terdiri dari kuda, anak yang dikhitan dan hiburannya yang memiliki makna terpendam untuk menyelamatkan anak. Tak hanya untuk acara khitanan, kuda renggong dilaksanakan juga untuk hiburan semata. Selain untuk menghibur, ternyata di Margaluyu kesenian tersebut menjadi ajang unjuk kekayaan antar warga. Menurut warga sekitar bahwa orang yang mengadakan acara kuda renggong dianggap sebagai orang terpandang dan memiliki kekayaan yang melimpah. Acara kuda renggong itu sendiri dilaksanakan dengan cara anak yang khitan naik ke atas kuda dan mengelilingi kampung atau daerah tersebut. Sehingga setiap warga keluar dari rumah hanya untuk menyaksikan bagaimana keberlangsungan acara yang dilakukan oleh warganya itu.

Kesenian ini masih tetap terus melekat menjadi sebuah kebiasaan masyarakat Margaluyu dari tahun ke tahun.  Setiap generasi pasti akan terus menjadikan kesenian ini sebagai acara yang harus mereka lakukan, walaupun pada kenyataannya acra tersebut menadi sebuah ajang pamer, tetapi pasti memiliki manfaat untuk sekedar syukuran atau hiburan semata. Unik sekali bukan Begitulah, kesenian atau tradisi yang melekat di daerah Margaluyu Kota Bandung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun