Tentu hambatan tersebut muncul menjadi bahan evaluasi praktikan bersama guru pamong sebagai sarana pembelajaran. Pengalaman dalam pelaksanan kegiatan oleh praktikan karena dalam proses perencaanaan dan pengorganisasian kurang maksimal dilakukan sehingga mengakibatkan dalam pelaksanaan kegiatan muncul hambatan yang bersifat kecil tetapi tidak sampai memutus pelaksanaan kegiatan itu.Â
Kendala yang muncul dihadapi seperti praktikan sulit menguasai kelas dan tidak mendapatkan perhatian oleh peserta didik latar kegiatan pendampingan pembelajaran kelas. Memang bidang keilmuan praktikan bukan PGSMP dan disini juga tidak mendapatkan ilmu kepengajaran sama sekali.Â
Lantas disinilah harus memutar otak dengan belajar sambil meminta arahan guru pamong serta guru wali kelas bagaimana mengajar yang efektif. Berjalannya waktu praktikan bisa diterima baik dan sering dirindukan oleh peserta didik dalam kegiatan membantu KBM oleh guru.Â
Praktikan juga senang dalam membantu rekap presensi, absensi, dan koreksi tugas peserta didik bagaimana sebagai sarana evaluasi dalam memahami niat belajar dan hasil KBM yang dilakukan peserta didik. Tak lupa juga mendampingi peserta didik kelas rendah dalam kegiatan pramuka harus menggunakan sifat humanis, sabar, tekun, dan ulet.Â
Dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka dan keputrian praktikan bersama tim kekurangan waktu dalam pengolahan sehingga bisa dikatakan masih menyisakan PR bagi pihak sekolah. Kekurangan waktu yang terjadi karena ada kegiatan lain yang berjalan dan tidak bisa ditinggalkan serta beberapa kali bertabrakan dengan agenda lain.
Waktu terus berlalu tak terasa semua program kerja praktikan berjalan semua. Meskipun masih belum sempurna dan ada kekurangan disana sini, tentu hal tersebut menjadi bahan evaluasi.Â
Praktikan menjalin komunikasi yang baik dengan kepala sekolah dan beliau mendukung program supervisi untuk dibantu dibuatkan instrumen supervisi manajemen perpustakaan. Tak lupa juga dengan tenaga administrasi sekolah yang mendukung untuk dibantu dalam pembuatan APLIKASI pengarsipan digital.Â
Kedua hal tersebut dapat dilakukan karena adanya komunikasi yang baik dari berbagai pihak serta memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Sementara bidang layanan INKLUSI praktikan belajar untuk mampu bagaimana membentuk karakter peserta didik yang baik melalui kegiatan yang ada.
Akhirnya kami diterima pihak sekolah dan mendapat bantuan serta arahan dari para tutor, koordinator sekolah, pengurus, dan seluruh instruktur dan tenaga kependidikan SMP Laboratorium UM sesuai dengan kebiasaan selama AM di sekolah ini.Â
Kemampuan untuk secara konsisten mengikuti kegiatan sekolah dan membantu panitia, seperti Pondok Romadhon, pernyataan sekolah anti-bullying, Peringatan Sumpah Pemuda, dan acara serupa, menjadi bukti popularitas seseorang. Kemampuan untuk memanfaatkan informasi dari perguruan tinggi untuk melakukan kegiatan AM untuk mencapai pengetahuan teoritis dan praktis adalah pengalaman yang diperoleh setelah mengikuti AM.Â
Praktisi menghabiskan waktu sekitar 5 bulan AM untuk dibentuk agar memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, bekerja keras, berkomunikasi dengan baik, dan tanggap. Disini praktikan bersama tim yang berjumlah 5 orang mampu bekerja sama baik dalam setiap kegiatan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Saling mengingatkan satu sama lain, koordinasi aktif, dan kepedulian sesama.