Mohon tunggu...
Sulistyowati
Sulistyowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Bismillah..

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Problema Pendidikan sebagai Tolak Ukur Generasi Penerus Bangsa

9 Juni 2021   05:41 Diperbarui: 9 Juni 2021   05:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nama           : Sulistyowati                                                                                                         6
NIM             : 203111075
Kelas            : 2C PAI
Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi
                               "PROBLEMA PENDIDIKAN SEBAGAI TOLAK UKUR
                                              GENERASI PENERUS BANGSA"
          Pendidikan sangat penting diajarkan sedini mungkin sebagai bentuk proses pembelajaran yang akan membuahkan hasil berupa kesuksesan. Tujuan diterapkannya pendidikan itu sendiri tentunya akan sangat bermanfaat dimasa mendatang. Penerapan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain pasti akan berdampak di masa-masa selanjutnya. Adanya penerapan pendidikan ini, akan menjadi titik awal seseorang yang akan ia pakai sebagai patokan permasalahan didunia pendidikan. Siswa dituntut paham akan pengetahuan setidaknya mengenai ilmu dasar pengetahuan yang diajarkan seorang guru terhadap siswa-siswinya. Dapat dilihat pendidikan sangat penting ditanamkan sejak TK hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Pengajaran yang diberikan oleh seorang guru terhadap muridnya seperti pada jenjang SD, anak-anak dituntut agar bisa membaca, menulis, menghitung, serta bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
          Problematika pendidikan sampai sekarang masih terjadi di berbagai tempat. Masalah yang muncul pada proses pembelajaran ini, akan menghambat tumbuh kembangnya kualitas pendidikan yang tertanam pada mereka. Terlebih mengenai urusan pola pikir anak yang ikut terhambat jika kualitas sekolah maupun fasilitasnya yang kurang memenuhi kebutuhan pendidikan sekolah. Sekolah yang fasilitasnya kurang memadai tentunya akan memicu minat sekolah pada anak menurun. Selain menurunnya minat, anak akan malas bersekolah. Sebenarnya tidak semua sekolah dalam hal fasilitas dan kualitasnya yang kurang memadai akan mempengaruhi minat bersekolah mereka turun, pasti di beberapa tempat memiliki kualitas yang bagus dan itu akan menjadi sekolah favorit yang didalamnya menghasilkan anak-anak rajin. Bahkan semisal ada seorang anak yang kurang mampu dan ia bersekolah pada akreditasi sekolah yang kurang baguspun ia akan rajin bersekolah karena semua bergantung pada niat pribadi masing-masing dan dukungan dari orangtua. Selain itu, cara pengajaran yang diterapkan oleh guru juga sangat penting diperhatikan karena pengajaran yang kurang jelas akan menghambat pemahaman materi setiap anak.
           Masalah mengenai kurangnya fasilitas yang kurang memadai juga penting diperhatikan. Terdapat di beberapa tempat pelosok yang masih kurang memadai mengenai buku-buku pelajaran bahkan perpustakaan memiliki buku bacaan yang masih minim. Tetapi sekarang kebanyakan internet muncul sangat memudahan mereka yang tidak memiliki buku, pada internet yang sekarang serba canggih dapat memunculkan pdf yang bisa digunakan sebagai tambahan referensi belajar. Disini peran guru sebagai fasilitator juga harus diperhatikan dengan benar, adanya guru yang terampil dalam memahamkan murid mengenai materinya akan berdampak baik pula di sisi para murid. Kebanyakan metode-metode yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran yakni metode ceramah lalu tanya jawab dan berdiskusi. Seorang guru akan menjelaskan materi yang ia sampaikan pada hari itu yang nantinya akan dilanjutkan dengan metode tanya jawab. Dalam proses menjelaskan materi tentunya skill setiap anak dalam memahaminya juga berbeda-beda. Ada yang tidak paham dan ada juga yang sekali dijelaskan langsung paham. Maka metode tanya jawab ini, juga diperlukan dalam cara pengajaran seorang guru. Tidak hanya metode ceramah dan metode tanya jawab, terkadang untuk mengatasi rasa bosan seorang guru hendaknya menerapkan metode diskusi bersama-sama atau secara berkelompok. Dengan adanya diskusi antara murid yang dipandu oleh guru akan menciptakan suasana yang tidak terkesan monoton dalam proses pembelajaran. Terkadang proses pembelajaran yang dirasa monoton akan mudah menimbulkan kebosanan pada anak didik, mereka bisa dikatakan mengantuk dalam memahami materi dari guru atau bahkan bisa tidak memperhatikannya sama sekali. Dengan ini, guru harus pintar mencairkan suasana yang santai namun kondusif agar murid-murid tidak mudah bosan memperhatikan pelajaran yang tengah disampaikan oleh guru.
              Proses pembelajaran masa sekarang ini hanya bisa dilakukan secara online melalui virtual baik diwilayah kota maupun pelosok sekalipun. Adanya pandemic yang belum usai bisa juga menjadi hambatan dalam proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Tahun sebelumnya proses pembelajaran juga diterapkan secara virtual karena munculnya pandemic. Dari tahun itulah proses pembelajaran diawali secara daring agar tidak memperluas rantai pandemic yang mengharuskan setiap orang melakukan social distancing. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran diterapkan secara online. Dapat di lihat dari anak yang kurang maksimal dalam memahami materi guru, karena terhambat oleh via virtual. Kebanyakan dari mereka kurang memahami materi yang seharusnya akan lebih jelas jika dalam penjelasan materi melalui tatap muka secara langsung. Guru juga kesulitan memahamkan sebuah materi dikarenakan pandemic yang belum usai. Pendidikan yang senantiasa diperhatikan akan membuahkan hasil berupa kesuksesan yang akan menghampiri pribadi masing-masing. Oleh karena itu, walaupun proses pembelajaran masih dilaksanakan secara daring hendaknya kita selalu belajar guna mencapai kesuksesan yang akan datang kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun