Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Perkenalkan saya "Sulistyowati, S.Pd" Calon Guru Penggerak Angkatan 7 dari SMK Negeri 1 NGANJUK, Provinsi JAWA TIMUR. Pada kesempatan ini saya membuat sebuah artikel yang bertujuan untuk melengkapi tugas modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi -- Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.
Perlu diketahui Modul 1.1 ini membahas tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional -- Ki Hajar Dewantara.
Saya akan merefleksi diri melalui 3 pertanyaan berikut:
Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Beberapa hal yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1 diantaranya adalah pertama saya masih menganggap bahwa dalam proses mendidik dan mengajar anak, murid ibarat " kertas kosong". Saya melihat teori tabularasa ini masih banyak diterapkan para pendidik yang memandang bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan yang kosong bagaikan kertas putih. Mengingat hal tersebut maka dalam proses pembelajaran pun guru masih mendominasi pembelajaran, anak lebih banyak dilihat sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai pengalaman yang bisa membentuk karakter, pola pikir dan membangun pengetahuan mereka. Fokus pembelajaran lebih berorientasikan pada hasil dan mengesampingkan proses yang dilalui oleh anak.
Kedua saya percaya bahwa dengan tindakan-tindakan tegas dan menghukum siswa bisa merubah perilakunya. Tapi perubahan yang terjadi cuma didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara, bukan atas kesadaran pribadinya. Saya belum sepenuhnya menyadari akan keberadaan kodrat alam sang anak, sehingga sering marah-marah ketika ada anak melakukan kesalahan/lamban dalam pembelajaran.
Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?Â
Dalam pendidikan Guru Penggerak ini melalui tahapan Memulai dari diri sendiri, Eksplorasi Konsep, Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, dan Elaborasi Pemahaman. Akhirnya disini saya bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggeark. Karena saya bisa merubah mindset saya yang salah selama ini dan semakin paham bahwa :
1. Prinsip dalam mendidik bukan teori Tabularasa tetapi Convergentie-Theorie
Convergentie-theorie mengajarkan, bahwa anak yang dilahirkan itu diumpamakan sehelai kertas yang sudah ditulisi penuh, tetapi semua tulisan-tulisan itu suram. Lebih lanjut menurut aliran ini, pendidikan itu berkewajiban dan berkuasa menebalkan segala tulisan yang suram dan yang berisi baik, agar kelak nampak sebagai budi pekerti yang baik. Segala tulisan yang mengandung arti jahat hendaknya dibiarkan, agar jangan sampai menjadi tebal, bahkan makin suram.