Mohon tunggu...
sulistyoo
sulistyoo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Usahid Jakarta

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi yang memiliki minat terhadap Komunikasi Pemasaran, Public Relations dan Komunitas

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Melihat fenomena skincare pada pria maskulin

31 Januari 2025   16:15 Diperbarui: 31 Januari 2025   15:37 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pria Adventure (Sumber:Freepik)

Industri skincare di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan nilai pendapatan mencapai USD 8,09 Miliar pada 2023 dan diproyeksi meningkat menjadi 9,17 Miliar pada 2024 karena penggunaan produk kecantikan saat ini tidak hanya didominasi oleh perempuan namun juga oleh pria. Brand-brand kosmetik lokal dengan segmen market pria mulai bermunculan menyambut trend perubahan pada masyarakat ini.

Melalui artikel ini, penulis ingin membagi perspektif lahirnya trend kosmetik pria dari sudut pandang kajian media dan budaya. Komunikasi dan Budaya populer adalah adalah dua pilar penting dalam kajian budaya dan media. Keduanya membantu kita memahami bagaimana media berperan dalam membentuk dan mereproduksi budaya, serta bagaimana manusia kemudian berinteraksi dengan media dan memaknai pesan-pesan yang disampaikan.

Studi tentang konsumsi media dan budaya populer akan membantu kita memahami cara tren dan norma budaya kemudian berkembang dan mengubah cara pandang masyarakat. Konsumsi media dan budaya populer pada akhirnya akan mempengaruhi cara individu dalam membentuk pandangan dunia, nilai-nilai dan preferensi sehingga dapat mempengaruhi cara setiap orang dalam mengindentifikasi diri mereka sendiri dalam konteks budaya yang lebih luas.

Foto Perawatan Wajah Pria (Sumber : Freepik)
Foto Perawatan Wajah Pria (Sumber : Freepik)

Pergeseran Budaya karena Media

Pergeseran budaya sering kali terjadi seiring dengan perkembangan teknologi dan media. Dalam konteks skincare, media sosial dan iklan telah memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan norma baru tentang perawatan diri di kalangan pria. Dulu, perawatan kulit dianggap sebagai aktivitas yang identik dengan feminin. Namun, kini, dengan adanya kampanye pemasaran yang cerdas dan pemanfaatan influencer, pria mulai merasa lebih nyaman untuk merawat kulit mereka.

Media, dalam hal ini, berfungsi sebagai agen perubahan yang mampu mengubah stigma dan stereotip yang ada. Misalnya, banyak pria yang kini mengikuti akun media sosial yang berfokus pada perawatan kulit, sehingga mereka terpapar informasi dan produk yang relevan. Hal ini menunjukkan bahwa pergeseran budaya tidak hanya terjadi di tingkat individu, tetapi juga di tingkat sosial yang lebih luas.

David Beckham, mantan pesepakbola dunia, telah berhasil mengubah persepsi masyarakat mengenai maskulinitas dan perawatan kulit. Dengan image-nya yang gagah dan maskulin, Beckham tidak hanya dikenal sebagai atlet ulung, tetapi juga sebagai ikon gaya yang sangat memperhatikan penampilannya, termasuk perawatan kulit.Beckham berhasil mematahkan stereotip bahwa perawatan kulit hanya untuk wanita. Dengan berani tampil di iklan produk kecantikan, ia menunjukkan bahwa pria juga bisa peduli dengan penampilannya tanpa mengurangi kejantanannya.Perubahan ini menunjukkan bahwa definisi maskulinitas terus berkembang dan perawatan kulit kini menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup pria modern.

Analisa Perspektif Kajian Media dan Budaya

Dari sudut pandang kajian media dan budaya, fenomena skincare pada pria dapat dianalisis melalui beberapa perspektif. Pertama, kita dapat melihatnya sebagai respons terhadap tekanan sosial baik dari pekerjaan maupun pribadi yang mengharuskan pria untuk tampil lebih baik dan lebih menarik. Media berperan dalam menciptakan standar kecantikan yang baru, di mana pria juga diharapkan untuk memiliki kulit yang sehat dan terawatt dalam menunjang karir profesionalitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun