Gonjang -ganjing pemilihan Kapolri masih terus berlanjut. Aktor-aktor yang terlibat dalam drama ini : JKW, MS, SP, BG, bahkan merembet Jend. Sutarman dan Komjend. Suhardi. Sip tenan.
Tapi ya inilah politik yang susah dimengerti bagi saya. Intrik -intrik tingkat tinggi yang kadang membuat gemes dan jengkel. Seperti pengajuan BG yang jadi tersangka, pemberhentian Sutarman yang masih lama pensiunnya, atau mutasi Suhardi seorang polisi dikenal bersih dan kooperatif dengan KPK dan PPATK. Semua ini mengundang kecaman banyak orang, bahkan pendukung fanatik Pak Jokowi sendiri.
Tapi mari kita lihat dari sisi lain :
Jend. Sutarman memang sudah disetujui DPR untuk diberhentikan sebagai Kapolri, dan untuk kepresnya tentunya tetap tergantung Presiden kapan mau dikeluarkan. Dengan gonjang-ganjing kasus BG banyak pihak berpendapat agar Sutarman tetap Kapolri, sementara kasus BG berproses. Namun Pak Jokowi tetap memberhentikan dan mengangkat Wakapolri sebagai plt Kapolri. Dan ini justru menyelamatkan bapak Jendral. Sutarman !.
Mari kita ingat kisah pengarahan Jend. Sutarman dihadapan petinggi polri setelah BG dijadikan tersangka. Apa yang terjadi ? Kapolri disoraki ( huuuuuu .....) oleh para petinggi bawahannya ! Kejadian ini menunjukkan secara defacto Kapolri sudah tidak punya legitimasi dihadapan anak buahnya, titik. Cara jawanya: WIS ORA DIANGGEP. Tidak terbayang seandainya Jend. Sutarman masih menjabat Kapolri sampai bulan Oktober !.
Bapak Jend.Sutarman, layak berterimakasih kepada Presiden.
Dan kisah mutasinya Komjen Suhardi, kurang lebih sama, seorang dikenal bersih anti korupsi, mempunyai posisi strategis (Kabareskrim), sekarang ditempatkan di Lemhanas. Bapak harus bersyukur karena "DIJAUHKAN" dari gonjang-ganjing ini, sambil menunggu waktu selesainya drama ini, tanpa ikut menjadi aktor langsung di dalamnya. Siapa yang tahu kapan dan dimana durian runtuh ?
Posisi Kapolri masih di awang-awang, para jendral yang punya kesempatan masih boleh berharap banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H