Mohon tunggu...
Sulistyan Wijaya
Sulistyan Wijaya Mohon Tunggu... -

Pengelana rimba kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dahlan Selesaikan Krisis Listrik

19 Desember 2013   16:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Krisis listrik yang melanda di Sumatera Utara beberapa waktu lalu memang menjadi masalah serius.  Sekitar lima ribu lebih pekerja sektor industri sempat “diistirahatkan”. Hal ini terpaksa dilakukan akibat minimnya pasokan gas dan listrik. Tak hanya industri besar, industri kecil seperti bengkel kayu, industri rumah tangga, kerajinan tenun dan banyak lagi yang menjadi korban. Perusahaan kecil itu masih sangat bergantung dengan pasokan listrik PLN. Mereka tak punya genset pribadi seperti yang dimiliki perusahaan-perusahaan besar. Tak terbayang berapa besar kerugian jika pasokan listrik PLN tersendat.

Sebagai Mantan Dirut PLN tentu Dahlan Iskan telah menduga krisis listrik ini bakal terjadi. Saat ia menjabat, Dahlan tengah merencanakan pembangunan pembangkit listrik Asahan bahkan telah menyiapkan anggaran sebesar USD 250 juta, namun gagal. Salah satu faktor penyebabnya adalah sulitnya ijin yang dikeluarkan oleh Gubernur Sumatera Utara untuk membangun pembangkit listrik. Sehingga selama ini listrik PLN di Sumatera Utara sebagian besar dipasok oleh PT. Inalum yang sebelumnya merupakan perusahaan swasta modal Jepang dan memiliki dua aset utama, yaitu, Pembangkit Listrik Si Gura-Gura (Asahan II) di hulu sungai Asahan dan Pabrik Aluminium di hilir sungai Asahan.

Meski prosesnya memakan waktu, akhirnya krisis listrik di Sumatera Utara mulai terpecahkan. Melalui pengambil alihan saham Inalum dari pihak Jepang (PT. Nippon Asahan Aluminium) oleh pemerintah, sekarang ini PT. Inalum resmi dibawah BUMN.  Pasca resminya PT Inalum menjadi BUMN, maka tugas pertama yang dilaksanakan adalah mengirimkan pasokan listrik untuk wilayah Sumatera Utara.Sebesar 105 MW listrik dipasok, juga penambahan listrik 12 MW dari genset di Paya Pasir serta penambahan lagi dari Sibolga 1 sebesar 80 MW.

Tentu keberhasilan Dahlan mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara tak diperoleh dengan mudah. Sampai-sampai Dahlan pernah sempat menginap di PLTU Tanjung Pasir, Pangkalan Susu, meski disana tak tersedia kamar tidur. Dengan upaya maksimal akhirnya masyarakat Sumatera Utara tidak lagi mengalami krisis listrik.

Tak bisa dihindari, listrik sudah menjadi kebutuhan pokok. Kini PLN berada dibawah Kementerian BUMN yang sebelumnya dibawahi Kementerian ESDM. Kebutuhan tenaga listrik masyarakat dan industri terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional.  Bahkan Dahlan pernah mengutarakan gagasan untuk membentuk Konsorsium Listrik Nasional untuk membangun pembangkit listrik. Dalam waktu dekat ini ia akan mengumpulkan perusahaan BUMN yang memiliki modal kuat membantu pembangunan pembangkit listrik.

Terobosan Dahlan Iskan sangat dibutuhkan. Dahlan terlihat “all out” menyelesaikannya. Bayangkan jika para pejabat negeri ini melakukan hal yang sama seperti Dahlan Iskan. Banyak hal pasti terselesaikan. Bukan sesuatu yang mustahil jika negeri ini bakal bangkit. Dahlan cermin pemimpin yang “lead by action not position”. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun