Beberapa waktu yg lalu santer terdengar kabar jika Bank BTN yang fokus terhadap pelayanan kredit perumahan rakyat akan diakuisisi oleh Bank Mandiri. Hal ini terjadi karena Bank BTN sudah tak lagi mampu mengatasi program pembiayaan perumahan rakyat. Hal ini pun dibenarkan oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan. "Kita kekurangan rumah sebanyak 1,5 juta per tahun, BTN tak mampu penuhi itu," jelas Dahlan.
Dahlan Iskan mengibaratkan, untuk memenuhi semua itu, BTN mesti naik kuda besar, bukan keledai. "Kuda besarnya masih di antara dua (bank), BRI atau Mandiri," tegasnya. Dan nantinya BTN tidak akan dihilangkan, dan akan menjadi anak perusahaan Bank Mandiri. “Justru langkah akuisisi ini akan memperkuat Bank BTN,” tandas Menteri BUMN.
Namun langkah penyelamatan BTN melalui akuisisi itu malah mendapat kecaman serikat karyawan Bank BTN. Mereka demo ke Menteri BUMN dengan alasan khawatir kalau statusnya nanti pasca akuisisi BTN tak jelas. Mereka juga mengancam akan menggugat Dahlan Iskan ke pengadilan karena dinilai sewenang-wenang.
Bukankah tuntutan kejelasan status karyawan BTN paska akuisisi Bank Mandiri harusnya diarahkan ke pihak Menteri Tenaga Kerja? Itu pun kalau bermasalah. Padahal Menteri BUMN dengan jelas menyatakn kalau BTN tidak akan dihilangkan, tapi jadi anak perusahaan Bank Mandiri.
Menurut pengamat ekonomi, Saididu, langkah akusisi yang diambil Bank Mandiri merupakan langkah strategis. Langkah itu adalah upaya pemerintah untuk memiliki Bank terbesar di Indonesia. "Pemerintah sudah selayaknya memiliki Bank terbesar di Indonesia sebagai jangkar bisnis perbankan, bukannya asing", tegas Saididu dalam kultwitnya.
[caption id="attachment_332619" align="aligncenter" width="960" caption="Asing Kuasai Aset Perbankan Nasional"][/caption]
Kita tengah dalam ancaman dimana hampir 99% Bank asing menguasai Indonesia. "Makin berkembangnya Bank Asing dan Bank Swasta mengancam penguasaan bisnis perbankan oleh Bank BUMN dan ini strategis," jelas Saididu. Hal ini mesti diperhatikan dimana perkembangan Bank BUMN tidak selincah dengan Bank Asing dan Swasta karena aturan Bank BUMN lebih ketat dan setoran dividen selalu besar.
[caption id="attachment_332623" align="aligncenter" width="679" caption="Equity Perbankan BUMN Masih Relatif Kecil di Kawasan Regional"]
Untuk itu tepat kiranya apa yang tengah diupayakan Dahlan Iskan. Menyelamatkan posisi perbankan Nasional di tengah agresifitas perbankan asing yang merajalela.
Menjadi benarlah ungkapan Bung Karno, "Perjuanganku akan lebih mudah mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri". Perjuangan demi kebaikan bangsa ini akan sangat terasa berat dan sulit. Tapi upaya itu mesti dilakukan
Maju terus Dahlan Iskan, Demi Indonesia!!! []