Mohon tunggu...
Tonny Sulistiyawan
Tonny Sulistiyawan Mohon Tunggu... profesional -

fidelities

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hitamku

21 April 2015   08:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:51 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan kembali ku berbisik dalam redupnya pikir.

Lantas apakah itu cinta bila kedekatannya hanya untuk mengadu tentang hitamnya hati dan tentang geramnya jiwa.

Sesekali kulihat ada sesosok ego di dalam lembaran langit-langit di ujung sudut pengertianku.

Dan bukankah memang selalu begitu.

Manusia memang bukan sang penentu, tapi manusia jugalah yang memberikan penentuan di hidupnya.

Bukankah semua seperti itu.

Sekejap ku terdiam, seolah berfikir, tapi lebih tepatnya mengecam keadaan.

Setelah semua tertanam sempurna menjadi paradigma massa di tiap sekat olah pikir manusia.

Dan seolah kebenaran terbinasakan selaput kebencian karena tuntutan pola pikir manusia.

Dan aku terlibat di dalamnya.

Menghitam di balik kebenaran, menghitam dalam tatap kebencian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun