Mohon tunggu...
sulis anto
sulis anto Mohon Tunggu... -

saya tinggal d kota tua kudus....tepanya adalah d colo muria indonesia dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kau Buat Hatiku Bicara Cinta, Tapi...

6 Maret 2012   11:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:26 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13310342421818873566

Semilir angin pantai dan deburan ombak yang datang silih berganti, membuatku terdiam dan menutupmata ini. Aku sangat senang dan tenang ketika merasakan suasana pantai. Rasanya ingin aku kuliti hatiku dan mengambil semua luka-luka yang terendap di hatiku. Dengan demikian semua luka itu akan aku buang ke laut dan betapapun perihnya aku akan bertahan sekuat tenagaku untuk meneruskan perjalananku.

Jika harus aku teteskan airmat ini aku tidak akan menyesal dikemudian hari. Aku sadar inilah perjalanan hidupku. Kadang aku berjumpa dengan senyum, tawa, diam, sedih bahkan kecewa. Namun yang harus aku ingat adalah aku belum sampai di tempat ku akan berlabuh dan bersandar untuk mengisi hidupku yang lebih dalam lagi.

Aku yang dulunya pernah merasakan rindu, cemburu, kecewa, sakit hati, bahkan patah hati. Aku kira aku tak kuat untuk meneruskan perjalan hidupku ini. Dan aku telah terjebak di dalam lingkaran setan cinta. Berulang kali aku berperang dengan batinku sendiri, bahkan aku harus melakukan konfrontasi dengan fikiran dan hatiku bahwa aku harus benar-benar keluar dari lingkaran setan cinta ini.

Saat itu aku mulai mengeluarkan semua perih dan pedihnya diriku. Aku bertahan untuk luka ini yang harus aku selesaikan. Aku merasa hari-hariku tak indah lagi. aku merasa aku harus lenyap dari dunia ini. Bahkan aku sudah tak berdaya lagi. Aku tak berdaya menahan perih luka yang masih tersisa di hatiku. Hingga suatu ketika aku memutuskan untuk bernar-benar berkonfrontasi dengan fikiran dan hatiku.

Aku sudah putuskan aku tak mau lagi memikirkan fikiran-fikiran yang terus membelenggu ku. Fikiran-fikiran yang selalu menyiksa aku bahkan fikiran-fikirang yang hampir membuatku tak mampu melanjutkan perjalananku. Aku merasakan keasinganku pada diriku sendiri. Rasanya remuk hati dan jantungku oleh kisah yang tak sempurna ini.

Dan kini dari keterpurukan ku telah datang sosok terang yang mampu merevolusi semua luka yang aku rasakan. Merevolusi kerasnya kepalaku untuk mempertahankan pendapat yang semakin menyakiti ku. Dan disaat aku putuskan untuk benar-benar tidak mau lagi kembali kepadanya, tidak berharap lagi kepadnya bahkan aku sudah sampai titik yang terdalam aku sudah tidak mengingini dia alagi.

Aku kira aku bisa mendapatkan kebahagiaan yang hilang itu menjadi kebahagiaan yang baru. Hem-hem …namun semua itu hanya sesaat saja bahkan lebih cepat dari minggu, bulan apalagi tahun. Dan aku kembali lagi harus merasakan konflik antara fikiran dan batinku ini. Aku kembali benar-benar kembali harus berkonfrontasi dengan fikiran dan hatiku.

Aku kembali kepada lubang lingkaran setan untuk kesekian kalinya. Dan aku harus berusaha sekuat tenaga untuk kembali lagi melepaskan jeratan lingkaran setan cinta ini. Aku bukanlah orang yang pandai menerawang masa depan namun aku hanya bisa berdoa “Tuhan tunjukkan, beri aku petunjukmu , beri aku jawban apa yang aku rasa saat ini, sungguh hanya engkau yang mampu memberikan jawaban atas pertanyaan yang ada di hatiku saat ini, karena aku tidak mungkin bertanya hal ini kepanya. Kecuali saja ia yang memberikan cerita atas jawaban dari pertanyaanku ini

Dan airmata yang mengalir perlahan semakin deras ini telah melegahkan hatiku. Betapapun derasnya airmata ini aku bukanlah orang yang berhak atas kata cinta yang aku pelajari dari dirimu di hidupku yang kedua ini. Aku ternyata hanya orang yang penuh rasa GR saja….wkwkkwkkwk…… menyedihkan banget….

Ok….. aku akan memahami sepaham-pahamnya diriku bahwa cerita cinta ini harus begini adanya. Cinta bukanlah rekayasa dari kata-kata namun cinta itu adalah anugrah yang di tiupkan oleh Tuhan di hati kita. Nikmatilah ketika cinta itu hadir dan jangan engkau berusaha lari dari rasa ini. Mungkin disuatu saat nanti ia akan benar-benar pergi dan tak pernah datang lagidan ia benar-benar menghilang seperti terkubur olehtanah.

Namun aku pastikan suatu saat nati aku akan berusaha supaya tidak lupa dan benar-benar kembali.Dan disaat aku kembali nanti aku tidak mau menerka, mengira, menduga, keadaanmu saat itu bagai mana…… karena cintaku sudah aku pasrahkan kepada Allah Al Jalillu Jalla Jallah Sang pemberi cinta.

AKU DAN DIRIMU

Tiba saayat kita saling bicara

Tentang perasaan yang kian menyiksa

Tentang rindu yang menggebu

Tentang cinta yang tak terungkap..

Sudah terlalu lama kita berdiam

Tenggelam dalam gelisah yang tak terredam

Memenuhi mimpi-mimpi malam kita

Duhai cintaku sayangku lepaskanlah

Perasaanmu rindumu seluruh cintamu

Dan kini hanya ada aku dan dirimu sesaat di kebadian…

Jika sang waktu bisa kita hentikan

Dan segala mimpi-mimpi jadi kenyataan meleburkann

Semua batas antara kau dan aku…

Kita…

Duhai cintaku sayangku

Lepaskanlah perasaanmu rindumu seluuh cintamu

Dan kini hanya ada aku dan dirimu sesaat di keabadian….

AKU PASTI DATANG

Biar malam yang kan menghapus gundahmu

Nantikan hujan dia kan basuh hampamu

Aku hanyalah jiwa usang yang dahaga akan cinta

Maafkan atas jenuh yang mendera sesaat

Aku pasti datang menjemutmu

Tepati janji yang sempat terhenti

Aku pasti datang tuk hatimu penuhi janji untuk dirimu

Beribu waktu semakin mengenal diriku

Agar ku yakin atas pilihan hatiku….

Adalah kamu

Akau pasti datang menjemputmu

Tepati janji yang sempat terhenti

Aku pasti datang tuk hatimu penuhi janji untuk dirimu

Jaibong Edo sulistiyanto anto anak murio

&

S.................................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun