Melalui Kongres Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia - PERMIRA - (dalam bahasa Rusia Ассоциация Индонезийских Студентов В России) yang diselenggarakan melalui platform zoom pada 6-8 November 2020 lalu, secara resmi dibentuk Permira Perwakilan Novosibirsk.
Sebelumnya, beberapa bulan lalu, tepatnya pada hari Sabtu, 18 Juli 2020, Mahasiwa Indonesia di Siberia Barat, Novosibirsk Oblast, mendeklarasikan berdirinya Permira Perwakilan Novosibirsk. Hari itu, merupakan hari yang bersejarah bagi mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di kota Novosibirsk, Rusia.
Pada bulan Juli lalu, deklarasi digelar di depan gedung Novosibirsk State Academic Opera and Ballet Theatre (dalam bahasa Rusia Новосибирский государственный академический театр оперы и балета) tak jauh dari Lenin Square- di 36 Krasny Prospect, Novosibirsk, Russia 630099. Deklarasi dihadiri 8 mahasiswa aktif dan 1 orang Indonesia yang baru saja diwisuda sehari sebelum deklarasi (17 Juli 2020).
Sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (2) Anggaran Dasar Permira bahwa Permira Perwakilan bisa dibentuk jika jumlah mahasiswa di suatu kota minimal 5 (lima) orang mahasiswa. Selanjutnya, Pasal 17 ayat (4) mengatur bahwa pembentukan Permira Perwakilan disahkan melalui Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Ketua Permira Pusat. Selama ini, mahasiswa yang sedang menempuh studi di Novosibirsk Oblast, tergabung dalam Permira Perwakilan Tomsk.
Adapun 8 mahasiswa Indonesia tersebut tercatat sebagai mahasiswa dalam berbagai program studi pada (Novosibirsk State University -NSU) dan - (Novosibirsk State University of Architecture and Civil Engineering -NSUACE (Sibstrin). Kedelapan mahasiswa Indonesia tersebut yang kuliah di NSU adalah Adristi Maulida Fauzi (program studi Business Informatics), Ebenhaezer Alfaritz Rante (program studi Biology), Fath Audi Aldikamil Ibrahim (program studi General Medicine), Hafizh Ridho Nur Achmad (program studi General Medicine), Safina Lutfiah Zahro' (program studi Economics), Septyan Aireza Manggala Tama (program studi Journalism), dan Sulistiono Kartawacana (program studi Oil and Gas Management). Sedangkan Ivandri Immanueli Latumakulita (program studi Architecture) kuliah di NSUACE (Sibstrin).Satu orang Indonesia, Togu Benni Sipayung, baru saja menyelesaikan studi master hukumnya di NSU, sehari sebelum acara deklarasi tersebut (17 Juli 2020).
Benni, begitu ia biasa disapa, mungkin merupakan orang Indonesia pertama lulusan NSU. Setidaknya, berdasarkan laman web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, sampai dengan Benni diwisuda, belum ada orang Indonesia lulusan NSU yang melakukan penyetaraan ijazah lulusan luar negeri.
Benni, yang menamatkan Sarjana Hukum-nya di Universitas Padjadjaran, punya alasan mengapa ia memilih melanjutkan studi di Rusia, yaitu untuk memperluas jaringan (network) internasionalnya. Ketika ia bekerja di Indonesia, kantor tempatnya bekerja sempat terlibat dalam suatu bertransaksi dengan perusahaan asal Rusia.
Sementara Sulistiono punya alasan lain. Ia memperkirakan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Rusia di masa mendatang akan semakin meningkat. Ia tertarik untuk melakukan penelitiannya terkait dengan aliansi strategis antara Pertamina dan Rosneft, perusahaan minyak asal Rusia.
Salah satu proyek kerjasama yang sedang digarap oleh kedua perusahaan migas tersebut termasuk dalam daftar proyek strategis nasional di Indonesia.
Sedangkan Safina punya alasan berbeda: Rusia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar di dunia. Selain itu, Bahasa Rusia menjadi salah satu bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Baginya, sekolah tak hanya belajar di kelas dan membaca literatur.