Mohon tunggu...
Sulistiawati
Sulistiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

halo perkenalkan! Saya Mahasiswi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Prodi Pengembangan Masyarakat Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan Harmoni Alam dan Budaya: Sebuah Pendekatan Ekologi Budaya untuk Pembangunan Berkelanjutan

6 Mei 2024   12:15 Diperbarui: 6 Mei 2024   19:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembangunan berkelanjutan dalam ekologi budaya adalah pendekatan pembangunan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dan budaya untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan. Pendekatan ini didasarkan pada pemahaman bahwa manusia adalah bagian integral dari alam, dan bahwa budaya dan tradisi lokal memiliki peran penting dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Ekologi budaya menawarkan pendekatan yang holistik untuk pembangunan berkelanjutan. Pendekatan ini menekankan pentingnya harmoni antara manusia dan alam dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Ciri-ciri utama pembangunan berkelanjutan dalam ekologi budaya:

1. Menghargai keanekaragaman hayati: Menjaga kelestarian spesies dan habitat alami, serta ekosistem yang mendukungnya.

2. Melestarikan budaya lokal: Menjaga nilai-nilai, tradisi, dan kearifan lokal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam.

3. Memperkuat partisipasi masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan sumber daya alam.

4. Mempromosikan praktik pertanian dan perikanan yang berkelanjutan: Menggunakan metode yang ramah lingkungan dan menjaga kesuburan tanah dan sumber daya air.

5. Mengembangkan energi terbarukan: Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan melindungi lingkungan dari pencemaran.

6. Membangun infrastruktur yang ramah lingkungan: Merancang dan membangun infrastruktur yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Abdoellah (2017) mengatakan bahwa dari fungsi ekonomi sistem agroforesti di pedesaan di Jawa Barat tidak hanya menghasilkan bahan pangan, melainkan merupakan salah satu sumber pendapatan rumah tangga. Selain itu, pekarangan dan kebun talun juga berfungsi sebagai sumber kayu bakar, sehingga mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap hutan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun