Mohon tunggu...
Sulistiawati 2001113667
Sulistiawati 2001113667 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya memiliki beberapa hobi diantaranya membaca webtoon dan menonton drama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tips Jitu Menghindari "Kesesatan" Berpikir Dasar Logika dalam Ilmu Pemerintahan

7 Juni 2022   08:38 Diperbarui: 7 Juni 2022   08:44 2170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada dasarnya, logika diajarkan untuk menghindari kesesatan berpikir seseorang agar tidak keliru dalam mengambil sebuah kesimpulan dari beberapa proposisi. Logika merupakan penalaran yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk memahami sesuatu hal. Akan tetapi, sayangnya dalam berlogika banyak ditemukan kesalahan-kesalahan penafsiran yang menyebabkan kesesatan dalam berfikir (berlogika). Kesesatan merupakan kesalahan yang sangatlah fatal dalam logika sebab itu akan mengakibatkan makna atau artinya berubah.

Saat ini fenomena seperti kesesatan berpikir kerap kali terjadi yang tentunya sangat mempengaruhi pemahaman seseorang terlebih kesesatan berpikir yang terjadi dalam ilmu pemerintahan. Tentunya kesesatan yang terjadi akan menimbulkan dampak yang sangat signifikan karena adanya penarikan kesimpulan yang tidak tepat. Sehingga sudah seharusnya kita mengetahui dan menerapkan tips jitu untuk menghindari kesesatan berpikir dasar logika dalam ilmu pemerintahan. Oleh sebab itu, tentunya artikel ini penting untuk ditulis dan dijadikan sebagai tips jitu dan langkah-langkah dalam menghindari kesesatan berpikir selain itu juga untuk menambah pengetahuan mengenai dasar-dasar logika.

Kategori Kesesatan Berpikir dan Relevansi Logika Di Setiap Sendi Kehidupan

Secara sederhana kesesatan berpikir (fallacia atau fallacy) merupakan kesalahan penalaran yang diakibatkan oleh kesalahan kesimpulan yang tentu tidak benar dan melanggar ketentuan-ketentuan logika. Pada dasarnya kesesatan penalaran merupakan hal yang fatal. Kesesatan berfikir merupakan proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, sehingga tidak masuk dalam logika, salah arah yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansi atau hubungannya. 

Kesesatan relevansi ini seringkali terjadi ketika seseorang menyimpulkan sesuatu yang tidak relevan pada premisnya. Kesesatan berpikir secara garis besar dibedakan menjadi kesesatan material dan kesesatan formal dimana kesesatan material merupakan kesesatan yang menyangkut isi atau materi penalaran. Kesesatan material ini dapat terjadi karena faktor bahasa yang dinamakan kesesatan bahasa. Sedangkan kesesatan formal adalah kesalahan yang terjadi karena pelanggaran terhadap kaidah-kaidah logika. Kesesatan formal merupakan kesesatan yang dilakukan karena bentuk penalaran yang tidak tepat.

Ketika seseorang melakukan penarikan kesimpulan yang lebih luas cakupannya tak jarang akan terjadi kesesatan berpikir. Maka kesesatan berpikir ini tergolong kategori sesat formal. Sebelum menarik kesimpulan alangkah baiknya agar memahami terlebih dahulu setiap kalimat-kalimat yang ada sehingga penarikan kesimpulan yang dilakukan nantinya tidak akan mengundang kesalahan atau kesesatan berpikir. Kesesatan ini masih sering dijumpai karena kebanyakan orang hanya ingin cepat dalam menarik kesimpulan tanpa membaca keseluruhan isi dan makna dari kalimat-kalimat tersebut, maka tak heran kesesatan berpikir inipun terjadi.

Logika merupakan dasar dari setiap perilaku manusia sebab menyangkut akal dan pikiran yang membedakan manusia dengan makluk hidup lainnya. Tentu saja selama ini logikalah yang menjadi dasar dalam setiap sendi kehidupan. Apabila perilaku dan tindak tanduk yang dilakukan tanpa melibatkan logika maka hasilnya sudah pasti tidak dapat diterima akal pikiran. Begitu pentingnya logika dalam kehidupan berkaitan dengan relevansinya dalam setiap sendi kehidupan. Relevansi logika ini dapat dikatakan sangat kuat bahkan sedari awal kehidupan manusia, logika ini yang terutama berkembang dan menjadikan awal mula peradaban dunia yang tentu saja mengokohkan kedudukan logika dalam setiap aspek kehidupan.

Logika tidak hanya dipahami sebagai dasar disetiap sendi kehidupan, akan tetapi juga digunakan disetiap bidang keilmuwan yang ada termasuk bidang ilmu pemerintahan. Dalam pemerintahan tentunya logika berperan serta untuk menentukan mana yang baik dan buruk serta mempengaruhi keputusan-keputusan terbaik yang ingin dicapai.

Dalam berlogika, tak jarang seseorang seringkali mengalami sesat berpikir atau kesesatan berpikir yang menyebabkan ia kesulitan dalam menyimpulkan apa yang seharusnya sehingga terjadilah kesalahan dalam penarikan kesimpulan tersebut. Kesalahan dalam penarikan kesimpulan ini dapat terjadi dalam beberapa hal misalnya ketika seseorang secara cepat dan luas menyimpulkan sesuatu dan tidak melihat hubungan antar kalimat yang ada. Oleh sebab itulah, untuk menghindari kesesatan berpikir ini tentunya kita dianjurkan untuk memahami logika beserta segala aturan dan ketentuan-ketentuan yang ada sehingga dapat meminimalisir kesesatan berpikir. Sebab sampai saat ini kesesatan berpikir sering kali terjadi dalam kehidupan disekitar kita dan masih menjadi momok yang mengerikan. Untuk itu, diperlukan pemahaman dalam berlogika. Selain dapat diminimalisir dengan memahami logika, kesesatan berpikir ini juga dapat diminimalisir apabila kita mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering menjadi penyebaba kesesatan berpikir. Oleh karenanya kesesatan berpikir ini dapat dihindari melalui tips jitu untuk menghindari kesesatan dalam berpikir dan berlogika.

Tips Jitu Menghindari Kesesatan Berpikir Dasar Logika Dalam Ilmu Pemerintahan

Dalam suatu ilmu kita tentunya tidak boleh menarik kesimpulan dengan terburu-buru sebab akan mengakibatkan kesalahan penafsiran yang berimbas pada kesesatan berpikir, begitu juga dengan ilmu pemerintahan. Sebelum menarik kesimpulan alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang telah dijabarkan sehingga nantinya tidak asal menarik kesimpulan berdasarkan satu sudut pandang saja. Hal ini juga yang tentunya dipelajari dalam logika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun